Rabu 01 Jan 2025 17:45 WIB

Putin Sudah Minta Maaf, Mengapa Azerbaijan Masih Marah dengan Rusia?

Rusia dinilai belum terbuka atas apa yang terjadi terhadap pesawat Azerbaijan.

Bagian Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang jatuh di dekat Bandara Aktau, Kazakstan, Rabu (25/12/2024). Pesawat penumpang Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR yang membawa 69 penumpang terbang dari Baku ke Grozny jatuh sekitar tiga kilometer dari kota Aktau. 29 penumpang selamat dari kecelakaan tersebut dan telah dievakuasi ke rumah sakit. Informasi awal, kejadian tersebut disebabkan oleh tabrakan antara pesawat dengan sekawanan burung.
Foto: The Administration of Mangystau
Bagian Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang jatuh di dekat Bandara Aktau, Kazakstan, Rabu (25/12/2024). Pesawat penumpang Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR yang membawa 69 penumpang terbang dari Baku ke Grozny jatuh sekitar tiga kilometer dari kota Aktau. 29 penumpang selamat dari kecelakaan tersebut dan telah dievakuasi ke rumah sakit. Informasi awal, kejadian tersebut disebabkan oleh tabrakan antara pesawat dengan sekawanan burung.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU --Ketika Azerbaijan berduka atas kecelakaan pesawat pada Hari Natal yang menewaskan 38 orang, pikiran ilmuwan politik Farhad Mammadov melayang kembali ke November 2020.

Dalam artikel yang ditulis oleh Aljazirah, pada hari terakhir perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, Azerbaijan menembak jatuh helikopter Rusia di dekat perbatasannya. Padahal helicopter tersebut berada di wilayah udara Armenia.

Baca Juga

"Seketika, presiden Azerbaijan menelepon presiden Rusia, mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf. Kemudian ada hukuman bagi yang bersalah serta pembayaran kompensasi," kata Mammadov, yang merupakan direktur Pusat Studi Kaukasus Selatan yang berbasis di Baku.

Empat tahun berselang, situasinya telah terbalik. Pada 25 Desember, Penerbangan Azerbaijan Airlines 8243 lepas landas dari Baku menuju Grozny di Chechnya, dengan 67 penumpang dan awak di dalamnya.

Saat pesawat mendekati Grozny di wilayah udara Rusia, pesawat itu tampaknya telah diserang dari darat sehingga mengubah arah ke timur hingga jatuh di dekat Aktau di Kazakhstan barat. Hanya 29 orang yang selamat.

Meskipun pejabat Rusia awalnya berspekulasi bahwa pesawat itu menabrak sekawanan burung atau tangki oksigen di dalamnya meledak, tapi kerusakan tampak sesuai dengan kerusakan akibat rudal permukaan-ke-udara yang digunakan oleh pertahanan udara Rusia.

Pada Sabtu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf atas 'insiden tragis' tersebut tetapi tidak secara langsung bertanggung jawab atas nama Rusia. Putin mengklaim bahwa pesawat nirawak Ukraina berada di area tersebut.

Namun, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah menuntut agar Rusia secara resmi menerima tanggung jawab dan membayar kompensasi kepada para korban selamat.

Permintaan ini mencerminkan kemarahan di Azerbaijan atas penanganan bencana oleh Moskow, dan harapan agar Putin bersikap terbuka tentang apa yang terjadi seperti yang dilakukan Aliyev pada tahun 2020.

"Azerbaijan mengharapkan hal yang sama sekarang, yang belum kita lihat," kata Mammadov dilansir Aljazirah.

"Dan jika pihak Rusia telah memilih jalan permintaan maaf sebagian, maka kita akan mengharapkan permintaan maaf, hukuman, dan kompensasi berikutnya pada tahap penyelidikan selanjutnya atas kasus yang sedang berlangsung."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Respons Rusia dipertanyakan

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement