Kamis 02 Jan 2025 06:39 WIB

Habiskan 8 Ton Garam, Operasi Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan Selama Nataru

Operasi modifikasi cuaca digelar pada periode 25-31 Desember 2024.

Prajurit TNI AU menaburkan garam saat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan menggunakan pesawat NC-212i Cassa di kawasan udara Kalimantan Tengah, Selasa (9/7/2024). BMKG bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan OMC dengan menabur garam sebanyak 800kg di udara sebagai upaya pembasahan lahan gambut untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Prajurit TNI AU menaburkan garam saat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan menggunakan pesawat NC-212i Cassa di kawasan udara Kalimantan Tengah, Selasa (9/7/2024). BMKG bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan OMC dengan menabur garam sebanyak 800kg di udara sebagai upaya pembasahan lahan gambut untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah DKI Jakarta pada pekan terakhir 2024 menjelang tahun 2025 menghabiskan delapan ton garam atau natrium klorida (NaCl). OMC dinilai efektif mengantisipasi cuaca ekstrem.

"OMC yang digelar selama periode 25-31 Desember 2024 berhasil mengurangi intensitas hujan secara signifikan di wilayah Jakarta," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji di Jakarta, Rabu (2/1/2025).

Baca Juga

OMC merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Operasi tersebut dinilai menunjukkan hasil positif.

Isnawa menjelaskan bahwa OMC digelar selama periode 25-31 Desember 2024. Selama enam hari pelaksanaan, OMC melibatkan total 10 sorti penerbangan dengan durasi 19 jam 36 menit.

"Sebanyak 8.000 kilogram bahan semai NaCl digunakan untuk penyemaian awan," tuturnya.

Isnawa mengatakan, meskipun tidak ada kegiatan penerbangan pada tanggal 27 Desember, hasil yang dicapai selama periode ini menunjukkan penurunan signifikan dalam curah hujan. Data hujan aktual yang diperoleh dari satelit GSMap menunjukkan bahwa curah hujan di Jakarta selama periode OMC berkisar antara 0 hingga 40 mm per hari, dengan puncak curah hujan mencapai 40 mm per hari pada 25 Desember 2024.

"Sebelum pelaksanaan OMC, curah hujan tercatat sebesar 17.8 mm pada tanggal 24 Desember. Selama OMC, curah hujan maksimum tercatat sebesar 68 mm, tanpa adanya curah hujan yang melebihi 100 mm," katanya.

Isnawa mengatakan bahwa hasil analisis menunjukkan, OMC berhasil mengurangi intensitas hujan sebesar 38 persen dari prediksi berdasarkan data GSMap dan 28 persen dari prediksi GFS terhadap data penakar curah hujan aktual.

"Ini merupakan pencapaian yang signifikan dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta," ujarnya.

OMC ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan ketahanan dan keselamatan masyarakat terhadap bencana alam. Ia berharap keberhasilan ini dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan teknologi modifikasi cuaca yang lebih efektif di masa depan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement