Kamis 02 Jan 2025 14:16 WIB

LVPD: Tidak Ada Bukti Ledakan Cybertruck di Trump International Hotel Terkait ISIS

FBI menyelidiki kaitan antara ledakan Cybertruck dengan serangan di New Orleans.

Area valet di luar Trump International Hotel di Las Vegas terlihat setelah kebakaran dan ledakan Tesla Cybertruck, pada hari Rabu, 1 Januari 2025.
Foto: AP
Area valet di luar Trump International Hotel di Las Vegas terlihat setelah kebakaran dan ledakan Tesla Cybertruck, pada hari Rabu, 1 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Departemen Kepolisian Las Vegas (LVPD) tidak memiliki bukti bahwa ledakan sebuah Cybertruck di dekat Trump International Hotel memiliki hubungan dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS). Badan intelijen AS sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara serangan teroris di New Orleans dan ledakan Cybertruck di dekat Trump Hotel di Las Vegas, seperti yang disampaikan Presiden AS Joe Biden sebelumnya pada hari yang sama.

“Kami benar-benar sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan dengan apa yang terjadi di New Orleans serta serangan lain yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kami belum mengesampingkan apapun... Namun, kami tidak memiliki indikasi (hubungan dengan ISIS) di sini di Las Vegas," ujar Sheriff Kevin McMahil pada Kamis (2/1/2024).

Baca Juga

"Tidak ada bendera ISIS seperti yang kami temukan di New Orleans,” ujarnya ketika ditanya tentang kemungkinan hubungan antara peristiwa di Las Vegas dan New Orleans, termasuk dengan kelompok teroris tersebut.

McMahil menuturkan, penyelidik menemukan tangki bensin dan mortir kembang api besar di bagian belakang mobil. Pada Rabu malam, sebuah Tesla Cybertruck meledak di dekat Trump International Hotel di Las Vegas.

Satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka dalam ledakan tersebut, kata Departemen Kepolisian Las Vegas, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung. Serangan di New Orleans terjadi pada Rabu dini hari, ketika pengemudi menabrakkan truknya ke kerumunan orang yang merayakan Tahun Baru di Bourbon Street, New Orleans, dan kemudian mulai melepaskan tembakan.

Polisi berhasil melumpuhkan pelaku. FBI kemudian melaporkan kepada RIA Novosti bahwa 15 orang tewas dalam serangan itu dan 35 lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi.

Pada Rabu sebelumnya, FBI mengidentifikasi tersangka serangan di New Orleans sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas. FBI juga melaporkan bahwa simbol-simbol yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS) ditemukan di mobilnya.

Biden kemudian memastikan informasi tersebut, menambahkan bahwa tersangka juga mengunggah video yang terinspirasi ISIS beberapa jam sebelum serangan terjadi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement