REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut positif usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meminta pendidikan pasar modal dapat diterapkan mulai dari jenjang usia dini, atau Sekolah Dasar (SD).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi alias Kiki menyampaikan, di negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) seperti Australia, Austria, Belgia, Kanada, Chili, Kolombia, dan Kosta Rika sudah melakukan edukasi terkait keuangan dan sudah masuk ke dalam kurikulum sekolah.
"Itu (kurikulum) bagus dong, nah kita sedang berupaya. Jadi, kita sudah sering kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, tapi harapan kita masuk ke dalam kurikulum sekolah dari SMP, SMA, kuliah juga. Jangan hanya fakultas ekonomi bisnis, mereka sudah pasti mengerti, tapi dari semua fakultas," ujar Kiki di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Kiki berharap OJK bersama kementerian dapat melaksanakan kurikulum tersebut secepatnya dan dapat dijalankan pada tahun ini dengan berkolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta bersama Kementerian Pendidikan.
"Kita siap sih, kurikulum itu kita sudah ada materi-materi sangat siap. Dan kita kemarin ada koordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk menyusun kurikulum, tapi kapan dimasukkannya secara resmi itu kita belum tahu," ujar Kiki.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa edukasi pasar modal saat ini tidak hanya sekedar diajarkan di bangku kuliah saja, namun harus diajarkan sedari tingkat SD.
“Sekarang saham ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek,” ujar Sri Mulyani.
Ia mengatakan, apabila hal tersebut dapat diterapkan, maka edukasi pasar modal bisa masuk ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah.
“Kalau kita bersama-sama, nanti masuk ke kurikulum. Bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi, tentunya kalau masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman,” ucap Sri Mulyani.