REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Federasi transportasi darat Norwegia (OFV) mengungkapkan penjualan mobil-mobil listrik Cina melonjak tajam di negara Nordik itu. Hanya dalam lima tahun, sekitar 10 persen mobil listrik di Norwegia berasal dari merek Cina.
Norwegia jauh lebih unggul dibandingkan negara-negara lain dalam pergeseran ke kendaraan listrik. Tidak seperti negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat, Norwegia tidak memberlakukan tarif impor pada mobil listrik Cina.
Pemerintah Belgia dan AS sebelumnya mengatakan kendaraan listrik Cina mendapat keuntungan dari subsidi tidak adil, tuduhan yang dibantah keras Beijing. Perusahaan-perusahaan mobil Barat juga memperingatkan mereka akan terpukul keras dari mobil impor Cina yang murah, meski beberapa di antaranya ragu pembeli akan beradaptasi dengan merek yang tidak familiar.
OFV mencatat pangsa pasar gabungan manufaktur-manufaktur Cina seperti MG yang merupakan bagian dari SAIC Motor, BYD, dan XPeng sebesar 8,8 persen pada tahun lalu, naik dari 5,1 persen pada tahun 2023 dan 4,1 persen pada tahun 2021. Mobil-mobil Cina masuk 20 merek mobil yang paling banyak terjual di Norwegia.
Mobil listrik Cina yang di Norwegia yakni MG baru tiba lima tahun yang lalu, Januari 2020. "Pasar mobil Norwegia mungkin salah satu yang paling sulit di dunia, persaingannya sangat ketat di sini," kata ketua asosiasi kendaraan listrik Norwegia Christina Bu, Kamis (2/1/2025).
Sejak November 2024, Uni Eropa menaikkan tarif cukai kendaraan listrik Cina hingga 45,3 persen. "Kami memperlakukan semua negara sama," kata Wakil Menteri Transportasi Norwegia Cecilie Knibe Kroglund.
Norwegia bukan bagian dari Uni Eropa. Langkah blok itu mengikuti Amerika Serikat yang menaikkan tarif cukai pada kendaraan listrik Cina hingga dari 25 persen menjadi 100 persen dari nilai jual mereka pada tahun 2024 lalu.
Cina merupakan eksportir mobil listrik terbesar di dunia pada 2023. Negara itu menjual 1,2 juta kendaraan listrik ke seluruh dunia.
Sebelumnya dilaporkan sembilan dari 10 mobil yang terjual di Norwegia pada tahun 2024 merupakan mobil listrik. OFV mencatat mobil listrik mencakup 88,9 persen mobil yang terjual di negara itu tahun lalu.