Jumat 03 Jan 2025 14:40 WIB

Semula Negeri Makmur Sentosa Jadi Kehancuran: Ibrah dari Andalusia

Inilah hikmah yang bisa dipetik dari jatuhnya peradaban Islam di Andalusia.

ILUSTRASI Madinat az-Zahra. Runtuhnya Daulah Umayyah di Andalusia memberikan hikmah bagi generasi kini.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Madinat az-Zahra. Runtuhnya Daulah Umayyah di Andalusia memberikan hikmah bagi generasi kini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Abdul Halim Uwais dalam buku Dirasatu Lisuquti Tsalatsina Daulah Islamiyah (1982) mengingatkan khalayak Muslim untuk mengambil ibrah dari peristiwa jatuhnya Granada dan Andalusia umumnya. Bagaimana riwayat peradaban Islam di Semenanjung Iberia yang menyinari Eropa selama ratusan tahun bisa tumbang dengan begitu “keras.” Umat Islam bukan hanya terusir dari negerinya sendiri, tetapi juga dipaksa berpindah keyakinan.

Tentunya, dalam kehidupan di dunia nan fana ini, siklus bangun-jatuh selalu terjadi. Seperti kata pepatah, "hidup bagaikan roda yang berputar." Bagaimanapun, sejarah juga mencatat bahwa di antara faktor-faktor yang melemahkan umat Islam Andalusia bukan hanya serangan dari eksternal, tetapi juga perpecahan di internal kaum Muslimin sendiri.

Baca Juga

Abdul Halim mengibaratkan kemajuan Andalusia pada masa keemasan sebagai akumulasi nikmat dari Allah SWT. Kaum Muslimin kala itu ditopang keimanan, ketakwaan, serta keeratan silaturahim. Di samping itu, semangat amar ma'ruf nahi munkar juga masih kuat dan terjaga. Maka jadilah Andalusia sebuah Darus Salam, negeri yang makmur sentosa.

Di pengujung abad ke-13, wujudnya berangsur-angsur menjadi Darul Bawaar atau Negeri Kebinasaan. Kelompok non-Muslim yang ekstrem memaksakan kehendaknya pada umat yang tinggal di taifa-taifa taklukan.

Hanya Granada yang tetap bertahan selama kira-kira 200 tahun. Akan tetapi, keadaannya bagaikan gabus yang terapung-apung di tengah gelombang pasang, dikeliling karang-karang terjal. Di satu sisi, emirat tersebut mampu menggantikan peranan taifa-taifa lain yang sudah tumbang duluan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement