Jumat 03 Jan 2025 17:20 WIB

25 Negara Ini Populasi Muslimnya Meningkat Tajam Hingga 2030, Indonesia Bukan Peringkat I

Potensi ekonomi di dunia Islam tumbuh seiring kenaikan populasi

Umat Muslim di India. Ilustrasi. Potensi ekonomi di dunia Islam tumbuh seiring kenaikan populasi
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Umat Muslim di India. Ilustrasi. Potensi ekonomi di dunia Islam tumbuh seiring kenaikan populasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam adalah agama terbesar kedua dan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan 1,8 miliar Muslim, yang merupakan 24 persen dari populasi global.

Hal ini didorong oleh tingkat kesuburan dan proporsi kaum muda di antara agama-agama besar, profil agama di dunia berkembang pesat.

Baca Juga

Menurut PEW Research Center, pada 2030, populasi Muslim dunia kemungkinan akan sebanding dengan 26,5 persen populasi dunia, sementara pada 2050, populasi Muslim akan mencapai hampir 30 persen dan hampir menyamai jumlah total umat Kristiani di dunia yang saat ini diperkirakan mencapai 2,4 miliar orang.

Populasi umat Islam pada 2030 akan menjadi 38 persen lebih tinggi daripada 2010, sementara populasi umat Kristen diproyeksikan tumbuh 19 persen selama periode ini.

Populasi umat Hindu akan meningkat sebesar 23 persen, sementara jumlah umat Yahudi di dunia akan meningkat 10 persen dalam dua dekade ini.

Selain itu, dikutip dari Insider Monkey, Jumat (3/1/2026), jika tren saat ini terus berlanjut, pada 2050, 10 persen dari populasi Eropa akan menjadi Muslim, dan Islam akan menjadi agama terbesar kedua di Amerika Serikat, melebihi agama Yahudi.

Potensi ekonomi

Dunia Muslim menyumbang 8,51 persen dari ekonomi global. Meskipun angka ini tidak sebanding dengan jumlah populasi kelompok ini secara keseluruhan, dunia Islam penuh dengan potensi ekonomi.

Sebesar 53 persen dari cadangan minyak dan gas yang telah terbukti di dunia ditemukan di Timur Tengah. Kedua sumber daya alam ini sendiri menyumbang lebih dari separuh dari seluruh ekspor dari kawasan ini.

Beberapa perusahaan sektor energi besar beroperasi di wilayah yang kaya akan sumber daya ini. Exxon Mobil Corporation (NYSE: XOM) telah memompa lebih dari 30 miliar dolar AS untuk proyek-proyek gas di Qatar sejak 1990-an, yang telah menghasilkan pengembangan 12-14 fasilitas di negara ini.

Exxon Mobil Corporation (NYSE: XOM) juga telah hadir di Arab Saudi selama 90 tahun terakhir, dan telah memainkan peran penting dalam apa yang sekarang dikenal sebagai Saudi Aramco, perusahaan terbesar kedua di dunia dalam hal pendapatan, yang menghasilkan keuntungan 161 miliar dolar AS pada 2022, yang merupakan tiga kali lipat dari apa yang diperoleh Exxon Mobil Corporation (NYSE: XOM) pada itu.

BACA JUGA: Sektor Penerbangan Israel Terpukul Hebat Akibat Ulah Sendiri Genosida Gaza

British Petroleum, atau BP p.l.c. (NYSE: BP) memelopori penemuan minyak di Uni Emirat Arab pada 1958. Pada Maret 2023, perusahaan bersama Abu Dhabi National Oil Co (ADNOC) bersama-sama menawarkan 2 miliar dolar AS untuk mengakuisisi lima puluh persen saham di NewMed Energy, produsen gas alam Israel.

Kemudian pada bulan Juli itu, BP p.l.c. (NYSE: BP) menginvestasikan 10 juta dolar AS pada sebuah perusahaan bahan bakar nabati yang berbasis di California yang berencana untuk mendirikan pabrik pertamanya di Dubai. Israel juga telah memberikan izin kepada BP p.l.c. (NYSE:BP) untuk mengeksplorasi gas di lepas pantai Mediterania.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement