Sabtu 04 Jan 2025 16:41 WIB

Kisah Tukang Sepatu Miskin yang Menunaikan Haji 60 Kali

Kemiskinan tidak menghalangi niat untuk ibadah haji.

Toko Sepatu (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi.
Toko Sepatu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH --Syekh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengisahkan, bahwa Ali bin al-Muwaffaq seorang wali Allah bercerita. Suatu ketika ia sedang duduk-duduk di Masjidil Haram di Makkah.

"Ketika itu ia sedang menunaikan hajinya yang ke enam puluh kali," kata Abdurrahman dalam bukunya "198 kisah Haji wali-wali Allah"

Baca Juga

Dalam pikirannya terlintas bahwa 60 kali menaikkan Haji sudah mencukupi, dan ia tidak berniat tidak perlu lagi mengunjungi maka untuk berhaji. Karena Beberapa lama ia harus melintas padang pasir yang terbentang luas dan tidak berpenghuni untuk menaikkan haji.

"Tentu ini perjuangan yang sangat berat," katanya

Dengan pikiran tersebut ia tertidur dan terdengar sebuah suara berkata kepadanya. "Hai Ibnu Muwaffaq. Apabila engkau menjemput orang orang untuk datang ke rumahmu, tentu engkau akan menjemput orang yang paling engkau sukai."

"Sungguh suatu Rahmat yang tinggi bagi orang yang Allah sendiri menjemputnya untuk hadir di rumah-Nya. Dengan menunaikan Haji."

Kemudian suara itu mengungkapkan syair. 

"Mereka yang mencintai-Ku adalah orang yang Aku jemput untuk menziarahu Ku dan bukan orang lain. Mereka mendatangi rumah-Ku dengan kemuliaan, maka mereka telah diberkahi dan dirahmati yang mengajak mereka."

Ali bin Al Muwwffaq adalah seorang tukang sepatu miskin di Damaskus. Namun, kemiskinannya tidak menghalanginya untuk senantiasa beribadah kepada Allah.

Bahkan dia senantiasa berjuang untuk mendahulukan kepentingan menaati Allah daripada urusan duniawinya. Dengan pengorbanannya yang demikian, Allah telah mengangkat dirinya ke derajat para wali Allah. 

 

 

 

sumber : Dok Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement