REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Berdasarkan data Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan laboratorium rumah sakit Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), terdapat 327 sampel positif human Metapneumovirus (hMPV) pada 2024.
Sedangkan pada 2023 ditemukan 225 sampel positif hMPV di negara tersebut, menurut pernyataan media dikeluarkan KKM di Putrajaya, Sabtu (4/1/2025).
KKM mengatakan infeksi human Metapneumovirus atau hMPV bukan penyakit baru di Malaysia. Mereka yang terkena infeksi hMPV juga tidak wajib melaporkan atau memberitahukan berdasarkan Undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular tahun 1988 (UU 342).
KKM mengatakan hMPV merupakan salah satu infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus dari keluarga Pneumoviridae. Infeksi saluran pernapasan akan terus ada di masyarakat, karenanya perlu diwaspadai.
Masyarakat diimbau proaktif menjaga kesehatan diri dan mencegah penularan kepada orang lain, terutama di area tertutup dan ramai. Itu termasuk mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara-negara berisiko.
Di antara langkah-langkah yang perlu dipraktikkan adalah kerap mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan sanitasi tangan, menerapkan etika batuk yang baik dengan menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, baik menggunakan tisu maupun masker.
Selain itu, masyarakat perlu mengenakan masker, terutama bagi individu yang berisiko tinggi tertular atau memiliki gejala, terutama saat berada di tempat tertutup atau ramai.
Mereka yang mengalami gejala berkepanjangan atau memburuk, KKM menyarankan sebaiknya segera memeriksakan diri dan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah atau swasta terdekat.
KKM mengatakan peningkatan infeksi saluran pernapasan akut pada akhir dan awal tahun merupakan fenomena yang sudah diperkirakan sebelumnya, seiring dengan peningkatan infeksi saluran pernapasan yang juga dilaporkan terjadi di negara lain, terutama yang memiliki musim dingin seperti China.
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran infeksi, Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan selalu melakukan pemantauan dari waktu ke waktu, baik di dalam maupun luar negeri. Itu termasuk memantau virus penyebab Covid-19, Influenza, dan infeksi saluran pernapasan lainnya.