REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Pemuda ICMI) menyoroti sejumlah isu krusial yang dapat menghambat keberlangsungan Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam diskusi daring di penghujung tahun 2024.
Dengan berbagai argumen dan bukti yang disampaikan, Pemuda ICMI menegaskan bahwa jika pemerintah tidak segera melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kebijakan PSN, maka proyek-proyek tersebut berisiko untuk dibatalkan.
Salah satu masalah utama yang diungkapkan adalah kurangnya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan PSN. Banyak proyek yang dinyatakan sebagai PSN tidak melibatkan suara rakyat, sehingga menimbulkan keraguan akan manfaatnya bagi masyarakat luas.
Mantan wakil ketua KPK, Saut Situmorang menegaskan bahwa proyek yang tidak memenuhi kriteria strategis seharusnya tidak dilanjutkan. Jika terus dipaksakan akan berpotensi menimbulkan konflik dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Selain itu, kritik juga datang dari Dewan Pakar ICMI Pusat, Prof Andi Faisal yang menekankan bahwa pelaksanaan PSN dilakukan secara terburu-buru dan tanpa perencanaan yang matang. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif, baik dari segi sosial maupun lingkungan.
"Proyek yang tidak dirancang dengan baik dapat merusak ekosistem dan mengabaikan kepentingan masyarakat," ujar Prof Andi dalam keterangannya, Rabu (1/1/2025).