REPUBLIKA.CO.ID, KAPUK -- Kampung Teko atau yang dikenal dengan nama Kampung Apung, merupakan pemukiman warga di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, yang berada diatas permukaan air.
Menurut Rudi (55), mulanya kawasan tersebut merupakan pemukiman yang berada di area Taman Pemakaman Umum Kapuk Teko. Namun pada tahun 1997, kawasan tersebut dilanda banjir hingga menyebabkan genangan yang tak kunjung surut.
Genangan tersebut disebabkan oleh minimnya saluran air akibat pembangunan pabrik disekitar pemukiman serta kawasan yang berada di kontur tanah yang cekung. Genangan yang tampak seperti danau buatan tersebut terakhir surut pada tahun 1999, dan hingga saat ini tak pernah surut.
Warga mensiasati kondisi tersebut dengan mendirikan bangunan tingkat sebagai antisipasi luapan banjir saat hujan deras. Meski demikian, Kampung Apung dulunya sempat menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta yang diinisiasi warga dengan menyajikan ciri khas pemukiman yang mengapung diatas air, mendirikan budidaya lele dan taman baca anak, namun kini redup.
Rudi berharap, Kampung tersebut tak lagi mengapung diatas air, pasalnya, genangan air tersebut rawan dan dapat membahayakan warga sekitar.
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, saat kampanye Pilkada Jakarta bulan November 2024 lalu di Kampung Apung, berjanji akan menyelesaikan genangan permanen di wilayah Kampung Apung, Cengkareng, Jakarta Barat. Dia mengatakan akan melakukan pemompaan hingga pengerukan di area tersebut.
Kini, warga Kampung Apung menanti realisasi dari janji Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk dapat menyelesaikan persoalan genangan air yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade itu, agar lingkungan tempat tinggal mereka dapat menjadi lebih baik.