Senin 06 Jan 2025 10:43 WIB

IPB Awali 2025 dengan Kegiatan MOU Bersama Himpunan Pengasuh Pesantren Indonesia

ASFA Foundation fasilitasi kerja sama IPB dan Himpunan Pengasuh Pesantren Indonesia.

Penandatangan kerja sama IPB dan P2I.
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Penandatangan kerja sama IPB dan P2I.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Institut Pertanian Bogor (IPB) memulai tahun baru 2025 dengan kegiatan MOU bersama Himpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I). Kerja sama tersebut akan mencakup sejumlah bidang yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pangan.

Kerja sama dilakukan dengan penandatanganan MOU antara Rektor IPB Prof Arif Satria dengan Presiden Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) KH Dr M Tata Taufik di Kompleks IPB Bogor Jawa Barat pada Senin (6/1/2025).

Baca Juga

Rektor IPB Prof Arif Satria menjelaskan kerja sama dengan lembaga pesantren sudah beberapa kali dilaksanakan. “Namun baru kali ini, kami MOU program beasiswa untuk kader pesantren yang nantinya mereka akan kembali membangun lembaga pendidikan tempat mereka semula belajar,” kata putra Pekalongan tersebut dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dan FGD antara IPB dengan Perhimpunan Pesantren Indonesia.

Program yang mirip dengan beasiswa pesantren ini adalah beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa utusan daerah. Peraih beasiswa tersebut berkewajiban untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk menjadi bekal. Setelah lulus, mereka harus kembali ke ke daerah asal untuk menguatkan pembangunan di sana.

Selain beasiswa, Arif juga menyebut tiga hal strategis berkaitan dengan SDM dan pangan. Terkait dengan pangan. “Dunia sangat membutuhkan pangan,” kata Arif.

Pesantren, kata Arif, merupakan sumber pangan yang dikelola dengan sangat baik. Hal itu dilakukan mulai dari produksi berupa pertanian dan perkebunan, kemudian proses pembuatan produk, pengemasan, hingga distribusi yang secara langsung bersentuhan dengan end user. “Saya melihat pesantren merupakan inspirasi kemandirian pangan,” ujar Arif yang pernah belajar di Ma’had Al-Islam Pekalongan Jawa Tengah.

Selain itu, dia juga menjelaskan, alumni IPB saat ini sudah tersebar di 6.600 desa atau sudah memasuki 6,9 persen desa di Indonesia. Kampus tersebut juga menggulirkan program one village one CEO. Mereka melakukan diseminasi inovasi dan akses pasar. Alumni IPB di sana mengelola sumber daya yang ada untuk kemudian dikembangkan menjadi produk unggul berkualitas ekspor. Dia menyebut ada alumni IPB yang mengelola kotoran kambing di sebuah daerah yang overcapacity. Kemudian difermentasi menjadi pupuk berkualitas ekspor. Lalu didistribusikan ke 11 negara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement