REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pesantren Darussalam Ciomas Bogor didatangi sejumlah kiai dan cendekiawan dari berbagai daerah pada Senin (6/1/2025). Mereka membahas masa depan pesantren menghadapi bonus demografi Indonesia yang akan tiba beberapa dekade yang akan datang.
Para kiai yang hadir di sana adalah Pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang Rembang KH Idror Maimoen Zubair, Pengasuh Pesantren Al Hikmah Brebes KH Akomadhien Shofa, Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Prof KH Amal Fathullah Zarkasyi, Rektor Unida Gontor Prof KH Hamid Fahmy Zarkasyi, Pengasuh Pesantren Salafiyah Ciwaringin Cirebon KH Lukman al-Hakimi, dan puluhan pengasuh pesantren lainnya.
Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi mengatakan pesantren merupakan inspirasi pendidikan di Indonesia. Di dalam pesantren, santri menyaksikan langsung keteladanan guru-gurunya. Kiai mengajarkan akhlak mulia, bagaimana bersabar, istikamah, tawadhu, dan banyak lagi. Kemudian guru-guru di sana juga mentransmisikan ilmu dari hati ke hati. Mereka semua juga dibiasakan dzikir sehingga spiritualitas santri terbangun.
Santri dibiasakan ingat Allah sehingga senantiasa tenang menjalani kehidupan. “Iman, ilmu, dan akhlak, menjadi kesatuan dalam diri santri. Semuanya ditanamkan di pesantren,” ujar Kiai Amal dalam kesempatan tersebut.
Rektor Universitas Darussalam Gontor Prof KH Hamid Fahmy Zarkasyi menjelaskan pesantren menghadapi tantangan yang tidak mudah. “Saat ini banyak orang tua berpikir anak saya akan jadi orang seperti apa? Kalau masuk pesantren, apakah anak saya bisa jadi pintar dan bekerja. Tapi tidak sedikit pula yang berpikir apakah anak saya dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat, menjadi generasi berilmu, sekaligus relijius,” kata murid cendekiawan Muslim kelas dunia, Prof Naquib al-Attas tersebut.
Orang tua yang kedua adalah mereka yang membawa anaknya belajar di pesantren. Mereka optimistis bahwa pesantren menjadi jalan melahirkan SDM unggul yang beriman, berakhlak mulia, dan berilmu. Tiga hal ini merupakan hal mendasar yang menjadi energi membangun negeri ini, sebagaimana dimiliki para pendiri bangsa ini.