REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bali dinilai menjadi salah satu daerah yang menawarkan kenaikan harga (capital gain) properti dan tingkat okupansi yang tinggi. Makin masifnya sektor pariwisata di Pulau Dewata ini turut mendorong pembangunan properti, sehingga kian menarik minat investor lokal maupun internasional.
Survei yang dirilis oleh Rumah123 memperlihatkan pasar properti di Denpasar, Bali, mengalami kenaikan harga yang signifikan. Rata-rata kenaikan mencapai 13,2 persen per tahun. "Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan 13 kota besar lainnya di Indonesia," ujar Head of Research Rumah123, Marisa Jaya.
Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan rumah di Denpasar melonjak hingga 25,8 persen pada Oktober 2024, jika dibandingkan dengan periode yang sama 2023. Marisa mengatakan pertumbuhan harga yang melebihi inflasi menjadikan investasi properti sebagai pilihan yang sangat stabil.
“Hal ini menawarkan potensi keuntungan jangka panjang, sehingga rumah sebagai investasi menjadi pilihan yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi,” kata dia menjelaskan.
Pesatnya perkembangan industri properti itu turut menjadi perhatian NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali. General Manager NPG Indonesia, Evgeny Obolentsev, memperkirakan, pada 2025 harga properti di Bali akan naik berkisar lima persen hingga 10 persen dibanding 2024.
“Perkiraan kami didasari oleh beberapa alasan, di antaranya adalah popularitas Bali sebagai pusat wisata dan pusat pertumbuhan bagi para digital nomad terus mendorong permintaan, di samping pertumbuhan pariwisata Bali yang berkelanjutan sebagai tujuan utama bagi wisatawan internasional,” tuturnya.
Menurut Evgeny peningkatan investasi asing di pasar real estat Bali umumnya tertarik oleh potensi keuntungan yang tinggi. Hal ini membuat landbank makin terbatas, terutama di daerah-daerah populer di Bali. Sementara harga properti diperkirakan akan terkerek naik lantaran permintaan terus melampaui pasokan.
“Bali merupakan daerah di Indonesia yang memiliki pertumbuhan nilai properti paling signifikan dibandingkan daerah-daerah lain. Namun perlu diingat, bahwa Bali juga memiliki karakterisitik sendiri, sehingga perlu pendekatan yang berbeda dalam menentukan tipe properti yang tepat,” jelas Evgeny.
Sebagai daerah yang bergantung pada sektor pariwisata tidak semua jenis pembangunan properti bisa dilakukan di Bali, khususnya untuk investasi properti. Evgeny mengatakan berbeda dengan kota-kota besar lain di Indonesia, pengembangan hunian jenis townhouse menjadi pilihan yang paling logis. "Mengingat banyak pemilik bertujuan untuk menyewakan properti mereka untuk wisatawan,” ungkap dia.
NPG Indonesia saat ini sedang mengembangkan Ecoverse, proyek hunian premium yang terletak di gerbang Nuanu Creative City, landmark utama di kawasan Nyanyi, Kabupaten Tabanan. Dengan luas 44 hektare, Nuanu Creative City merupakan pusat visioner di Bali yang mewujudkan komitmen untuk hidup harmonis.
Menurut dia, perusahaan selalu mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap proyek hunian yang dikembangkan di Bali. Bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern diselaraskan dengan alam dan lingkungan sekitar.
"Tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Pasalnya, hal yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali adalah alam dan budayanya," tutur dia.