REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Program makan siang bergizi gratis di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengalami penundaan sehingga belum bisa dimulai dari yang dijadwalkan Senin (6/1/2025).
Wakil Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pekanbaru Ulul Azmi menjelaskan kendala utama yang dihadapi saat ini adalah masalah logistik. Hal itu khususnya pengiriman peralatan dapur untuk menunjang kesiapan makanan dalam program makan bergizi gratis.
"Peralatan dapur yang dibutuhkan untuk menyiapkan makanan bergizi bagi para siswa belum sepenuhnya tersedia dengan baik," katanya, Senin.
Namun begitu, Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan sejumlah sekolah yang akan menjadi proyek percontohan dalam program ini. Pada tahap awal, program makan siang gratis akan menyasar 3.306 siswa di 11 sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Sukajadi.
Sekolah-sekolah yang terpilih sebagai pilot project meliputi tiga sekolah menengah pertama, yakni SMP Negeri 16, SMP N 02, dan SMP N 03. Kemudian, ada 6 sekolah dasar, yaitu SDN 13, SDN14, SDN 05, SDN 27, SDN 06, dan SDN 15. Terakhir, ada dua taman kanak-kanak yakni TK Pertiwi dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal I.
"Pemilihan sekolah-sekolah ini berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti jumlah siswa, kondisi sarana prasarana sekolah, dan tingkat kebutuhan gizi siswa," kata Azmi.
Azmi juga mengungkapkan program makan siang gratis ini akan menyasar 1.655 siswa laki-laki dan 1.651 siswa perempuan. Pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10.000 per porsi makan siang untuk setiap siswa.
Meskipun mengalami sedikit kendala, Pemkot Pekanbaru optimistis program makan siang gratis ini akan berjalan lancar setelah seluruh persiapan selesai dilakukan. "Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan gizi dan kesehatan siswa-siswi di Pekanbaru," kata Azmi.