REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ulama yang menjadi panutan banyak orang KH Maimun Zubair (Mbah Moen/1928-2019) semasa hidupnya menunjukkan optimismenya bahwa pesantren di Indonesia akan tumbuh sampai kiamat. Syaratnya adalah sebagai berikut.
“Kom, ingat, pesan saya, di Indonesia, pesantren itu akan tetap ada, hubungan pesantren akan terus berlanjut, silaturahmi akan tetap berlanjut, bilamana antara pondok Sarang salafiyah, dan pondok ‘Sarangan’ yaitu Gontor Ponorogo akan terus bekerja sama membantu dan bersilaturahmi. Insya Allah pesantren di Indonesia akan ada sampai kiamat.” Kata Pengasuh Pesantren Al Hikmah Brebes KH Akomadhien Shofa (Gus Akom) menirukan pesan Mbah Moen.
Hal itu dia sampaikan di hadapan kiai dan ulama Kabupaten Bogor dalam acara silaturahim dan sarasehan di Kompleks Pondok Pesantren Darussalam Ciomas Bogor Jawa barat pada Senin (7/1/2025).
Gus Akom yang merupakan anggota forum silaturahmi kiai muda Jawa Tengah mendorong seluruh pengasuh pesantren memperkuat ukhuwah. Satu dan lainnya saling menguatkan dan mendukung realisasi pendidikan Islam yang rahmatan lil alamin, satu barisan dalam wasathiyah, dengan merujuk pandangan ulama otoritatif ahlus sunnah wal jamaah. Langkah strategis ini menjadi wasilah efektif melahirkan santri yang mumpuni membangun masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang.
Dia menjelaskan apa yang disaksikannya di Pesantren al-Falah Ploso Kediri Jawa Timur saat merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun. Saat itu dia menyaksikan Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal mencium tangan Pengasuh Pesantren al-Falah Ploso KH Nurul Huda Jazuli yang terduduk di kursi roda.
“Waktu kami di Ploso, Ayahanda kiai Hasan Abdullah Sahal menyampaikan di forum (pesantren) Ploso, Gontor satu nasab dan satu nasib dengan Lirboyo, Ploso, Rejoso, Tebuireng, itu disampaikan oleh Kiai Sahal. Sama-sama bernasab kepada Tegalsari. Kebersamaan semacam ini akan terus dilestarikan oleh kita semua,” ujar Gus Akom.