Selasa 07 Jan 2025 21:32 WIB

BPIH Turun, PBNU Minta Pelayanan Haji Dipantau Jangan Sampai Menurun

Dia bertahap tahun ini pelayanan haji ditingkatkan lebih baik.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur.
Foto: PBNU
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Fahrur Rozi mengaku turut berbahagia dengan diturunkannya Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025. 

"Saya merasa bergembira dan bersyukur bahwasannya pemerintah telah berusaha sungguh-sungguh untuk meningkatkan layanan haji dengan menurunkan biaya BPIH yang biasanya ongkos haji selalu naik, tahun ini sudah turun," ujar Kiai yang akrab disapa Gus Fahrur saat dihubungi Republika, Selasa (7/1/2025). "Ini saya kira prestasi dan kebaikan bagi jamah haji Indonesia," ucap dia. 

Baca Juga

Kendati demikian, Gus Fahrur berpesan kepada pemerintah agar biaya murah haji tersebut tidak membuat layanan haji justru menurun. "Harga ini jangan sampai  menyebabkan penurunan kualitas, kita pantau bersama-sama. Saya melihat pelaksanaan haji tahun kemarin, kebetulan saya pergi haji dan saya melihat sudah bagus," kata dia. 

Amirul Hajj dalam penyelenggaraan haji 2024 ini mengatakan, layanan haji yang sudah dibangun mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada tahun kemarin sudah sangat bagus. Namun, dia berharap tahun ini ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. "Dalam bidang layanan yang saya lihat sudah sangat prima dan lebih bagus itu supaya terus ditingkatkan," kata Gus Fahrur. 

Menurut Gus Fahrur, para petugas haji tahun kemarin juga sangat sigap dan ada pengaturan Murur dan Tanazul yang sangat membantu jamaah dalam pelaksanaan Puncak Haji 2024 di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). 

"Itu kalau bisa ditingkatkan akan lebih efisien sehingga jamaah lebih banyak tidak berada di Mina sehingga Mina tidak terlalu padat," jelas Gus Fahrur.

photo
Infografis Biaya Haji 2025 - (Dok Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement