REPUBLIKA.CO.ID, OTAWA -- Justin Trudeau menolak ancaman dari Donald Trump bahwa AS dapat menggunakan 'kekuatan ekonomi' untuk mencaplok sekutu terdekatnya. Trudeau yang menyatakan mundur dari PM Kanada itu menegaskan, tidak ada peluang besar bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat.
“Pekerja dan komunitas di kedua negara mendapat manfaat karena menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar bagi satu sama lain,” tulis perdana menteri Kanada di media sosial.
Pernyataan Trump pada Selasa muncul ketika ia meningkatkan ancaman untuk mengenakan tarif proteksionis terhadap salah satu mitra dagang terbesar AS itu. Menurut Trump, AS telah memberikan subsidi cukup banyak.
“Kanada dan Amerika Serikat ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” kata Trump dari Florida.
“Kami adalah tetangga yang baik, namun kami tidak bisa melakukan hal ini (memberi subsidi) selamanya, dan ini merupakan jumlah uang yang sangat besar,” katanya.
Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, juga menolak ancaman presiden AS terpilih. Ia menulis di media sosial bahwa komentar Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa yang membuat Kanada menjadi negara yang kuat.
Dia mengatakan Kanada tidak akan pernah mundur dalam menghadapi ancaman.
Pernyataan tersebut kemungkinan akan semakin memicu gejolak politik di Kanada setelah pengunduran diri perdana menteri Justin Trudeau, dan penangguhan sidang parlemen hingga akhir Maret.
Penggunaan militer