Rabu 08 Jan 2025 09:37 WIB

Bukan Muhammad, Ini Nabi Terbanyak Disebut Allah dalam Alquran Plus Situs Peninggalannya

Melalui Alquran yang diturunkan kepada Muhammad, Allah mengungkap kisah banyak nabi.

Kegiatan belajar mengaji Alquran (ilustrasi)
Foto: Dokumen
Kegiatan belajar mengaji Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kitab Suci Alquran yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad, ternyata paling banyak menyebut nama nabi sebelum putra Abdullah. Ya, Nabi Musa. Allah menyebut Musa yang berjuluk kalimullah hingga 136 kali.

Di dalam Surah al-Kahfi, Nama Nabi Musa disebut hingga 13 kali. Di antara ayat tersebut mengisahkan pertemuan Musa dengan Khidir sebagai berikut:

Baca Juga

قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

qāla lahụ mụsā hal attabi’uka ‘alā an tu’allimani mimmā ‘ullimta rusydā

Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (ayat 66)

قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا

Qāla innaka lan tastaṭī’a ma’iya ṣabrā

Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku (ayat 67).

Ayat selanjutnya menjelaskan perilaku Nabi Khidir yang diberikan bocoran oleh Allah terkait beberapa fenomena yang akan terjadi di masa depan, sehingga dia bersama Nabi Musa dapat melakukan sesuatu bermanfaat dan mencegah kemungkaran.

Kelanjutan kisah Musa bersama Khidir tertulis dalam ayat berikut ini yang mudah kita pahami bersama tanpa merujuk kitab tafsir.

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا

fanṭalaqā, ḥattā iżā rakibā fis-safīnati kharaqahā, qāla a kharaqtahā litugriqa ahlahā, laqad ji`ta syai`an imrā

Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar (ayat 71).

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا

qāla a lam aqul innaka lan tastaṭī’a ma’iya ṣabrā

Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku” (ayat 72).

قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِى بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِى مِنْ أَمْرِى عُسْرًا

qāla lā tu`ākhiżnī bimā nasītu wa lā tur-hiqnī min amrī ‘usrā

Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku” (ayat 73).

sumber : Dokumentasi Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement