Rabu 08 Jan 2025 15:24 WIB

Pelatih Timnas Basket Putri Perkenalkan LTAD Sebagai Tahapan Dasar Pembinaan Usia Muda

Program LTAD belum banyak diterapkan dalam olahraga di Indonesia.

Rep: Sabicha Ulinnuha/ Red: Fernan Rahadi
Asisten Pelatih Timnas Basket Putri, Alfa Hari Kusumanegara, saat berkunjung ke kantor Republika Yogyakarta, Selasa (7/1/2025).
Foto: Salma Najwa
Asisten Pelatih Timnas Basket Putri, Alfa Hari Kusumanegara, saat berkunjung ke kantor Republika Yogyakarta, Selasa (7/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Long-Term Athlete Development (LTAD) disebut sebagai tahap dasar dalam pembinaan olahraga usia muda. Terdapat tujuh tahap dalam program pengembangan LTAD yang dimulai dari usia dini yang mana bertujuan untuk merangsang motorik.

Asisten Pelatih Timnas Basket Putri, Alfa Hari Kusumanegara menuturkan program LTAD penting untuk setiap cabang olahraga terutama basket karena telah disesuaikan dengan tahap perkembangan individu. Terdapat tujuh tahapan dalam LTAD yang dimulai dari tahap active to start pada usia di bawah 7 tahun.

Pada tahap ini anak dirangsang secara motorik dan dilatih untuk berolahraga dengan melakukan kegiatan fisik di luar ruangan. Selanjutnya pada tahap fundamental yang diterapkan pada usia 7 hingga 10 tahun mengajak anak berlari lebih banyak. Kemudian, pada tahap ketiga yakni learn to train anak akan diajak belajar berlatih.

"Kalau di sepak bola ada menendang bola. Tapi sebelum menendang bola ada menendang di pasir dulu untuk melatih manipulatifnya. Untuk kognitivitasnya kita belajar melempar bola tapi dengan bola yang lebih kecil," kata Alfa saat diwawancarai di kantor Republika Yogyakarta, Selasa (7/1/2025).

Tahapan-tahapan selanjutnya terdapat train to train dan train to compete di mana para atlet sudah dapat bermain dalam pertandingan dan mengetahui dasar-dasar dalam permainan basket. Atlet tidak hanya berkompetisi di lapangan namun berkompetisi dengan diri sendiri.

"Mereka harus lebih serius lagi. Harus bisa membagi waktu sekolah dengan latihan yang berat," ujar Alfa yang merupakan eks pelatih kepala tim basket UGM itu.

Pada tahap selanjutnya, atlet seharusnya sudah menguasai seluruh dasar dalam permainan basket. Pada tahap compete to win ini, atlet akan berusaha untuk menang dan bermain dalam kompetisi yang sesungguhnya. Apabila atlet dapat bermain secara sportif, mengakui kesalahan dalam bermain, dan legawa dalam menerima kekalahan maka mereka sudah bisa masuk tahap akhir yaitu win for life.

"Umur 23 ke atas itu win for life. Dari yang kita ambil selama enam tahap itu, kita bisa lihat mana yang lebih sportif. Di mana jika terdapat tindakan mengambil hak orang itu bisa mengakui kesalahannya," katanya.

Alfa mengatakan program LTAD belum banyak diterapkan dalam olahraga di Indonesia. Ia mempelajari program ini ketika melakukan studi banding ke Amerika Serikat dan menerapkannya di klub basketnya, Bumi Satu Basketball dan dua klub basket yang ia tangani di Papua dan Pontianak.

Saat ini, Alfa tengah mempersiapkan timnas basket putri untuk bermain pada ajang Piala Asia dan SEA Games. "Nanti di bulan Juni ada Piala Asia untuk senior dan Desember ada SEA Games di Thailand," jelasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement