Rabu 08 Jan 2025 15:51 WIB

Wanita Bebas Melihat Aurat Wanita Lainnya, Benarkah?

Ibnu Abbas melarang aurat Mukminah dilihat perempuan Yahudi dan Nasrani.

Sejumlah jamaah mengikuti selawat di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023). Kegiatan yang diikuti komunitas Bunda Muslimah pecinta selawat tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Sejumlah jamaah mengikuti selawat di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023). Kegiatan yang diikuti komunitas Bunda Muslimah pecinta selawat tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri.

REPUBLIKA.CO.ID, Perempuan memiliki batasan aurat yang tercantum di dalam Alquran dan dijelaskan di dalam hadits. Meski demikian, batasan aurat seorang wanita kerap menjadi persoalan yang diperdebatkan. Batasan aurat seorang wanita memang terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebabnya, terdapat perbedaan penafsiran terhadap surah an-Nur ayat 30-31.

Batasan aurat seorang wanita juga turut dibedakan berdasarkan siapa yang melihatnya. Batasan aurat wanita di hadapan suami dengan laki-laki lain yang bukan muhrim jelas berbeda. Begitu juga, antara muhrim dengan nonmuhrim. Lalu, bagaimana batasan aurat wanita di hadapan wanita yang lain?

Baca Juga

Persoalan ini juga dibedakan menjadi dua hukum. Batasan aurat wanita di hadapan seorang Muslimah berbeda dengan batasan aurat wanita di hadapan wanita non-Muslim. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah berpendapat, aurat wanita terhadap wanita lain adalah seperti aurat laki-laki di hadapan laki-laki lain. Hal ini sesuai dengan pendapat jumhur ulama.

Aurat laki-laki di hadapan laki-laki lain adalah antara pusar dengan lutut. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Jurhud al-Aslamiy, ia berkata, "Rasulullah SAW duduk di antara kita dan paha saya terbuka, kemudian beliau bersabda, 'Ketahuilah bahwa paha adalah aurat.'" (Ditahrijkan oleh Abu Dawud  dan at-Tirmiziy, dari Jurhud al-Aslamiy).

Meski di hadapan wanita lain, bukan berarti seorang wanita bebas membuka auratnya. Dalam sebuah hadis yang shahih, Rasulullah SAW tegas melarang hal tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak diperbolehkan bagi orang laki-laki melihat aurat laki-laki dan wanita melihat aurat wanita. Dan, tidak boleh seorang laki-laki dengan orang laki-laki lain dalam satu selimut dan wanita dengan wanita lain dalam satu selimut." (HR Muslim).

Imam Nawawi menjelaskan larangan dalam hadis tersebut bersifat mutlak. Sabda Rasulullah SAW mengenai "wanita bergabung dengan wanita lain dalam satu selimut" adalah larangan tidur bersama jika tidak ada pemisah. Larangan ini menunjukkan sentuhan bagian tubuh yang termasuk aurat harus dihindari meskipun sesama wanita.

 

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement