Rabu 08 Jan 2025 19:15 WIB

Pakar Sebut Keandalan Mobil China Berpotensi Samai Produksi Jepang

Mobil-mobil China memiliki potensi besar menyaingi dominasi Jepang di Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Mobil pintar yang diperuntukkan bagi taksi tanpa pengemudi produksi King Long, pabrikan asal Kota Changsha, Provinsi Hunan, China.
Foto: Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Mobil pintar yang diperuntukkan bagi taksi tanpa pengemudi produksi King Long, pabrikan asal Kota Changsha, Provinsi Hunan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyampaikan, keandalan mobil produksi pabrikan China berpotensi menyamai pabrikan Jepang yang telah merajai pasar otomotif dalam negeri selama puluhan tahun. Begitu juga dengan pabrikan Eropa untuk segmen yang lebih tinggi.

"Mobil-mobil China memiliki potensi besar untuk menjadi andal dan menyaingi dominasi produk-produk Jepang di Indonesia. Investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan, peningkatan kualitas produksi, serta strategi harga yang kompetitif menjadi modal utama," kata Yannes saat dihubungi di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Menurut dia, produk kendaraan China saat ini semakin marak berdatangan di Tanah Air. Keunggulan mobil yang menawan dan canggih secara teknologi mampu memikat hati masyarakat, ditambah dengan harganya yang sangat kompetitif bak paket komplet menjadi pilihan konsumen.

Salah satu penghalang di pengujung langkah untuk membeli produk mobil China adalah pada faktor keandalan dan purnajual. Dua hal itu tentu masih kalah dengan pabrikan Jepang yang telah lebih mapan dalam after sales.

Meski begitu, Yannes menganggap, sejumlah merek China saat ini, menunjukkan komitmen investasi besar-besaran untuk membangun pabrik perakitan, pabrik komponen, dan jaringan layanan 3S (sales, service, spare parts) yang komprehensif di Indonesia. Langkah itu pun membuat proyeksi keandalan produk mereka semakin menguat.

"Langkah strategis ini mengindikasikan keseriusan mereka untuk menggarap pasar Indonesia yang merupakan pasar otomotif terbesar di ASEAN. Investasi besar-besaran ini tidak hanya menunjukkan komitmen jangka panjang, tetapi juga menjadi solusi atas kekhawatiran konsumen terkait purnajual, ketersediaan suku cadang, dan layanan servis," ujar Yannes.

Kesungguhan China dan mitra lokal dalam membangun ekosistem yang solid, menurut Yannes, menjadi faktor kunci keberhasilan mereka di pasar otomotif Indonesia, bahkan dunia. Dengan strategi yang tepat, merek-merek otomotif negeri Tirai Bambu berpotensi besar untuk meraih kepercayaan pasar dan bersaing dengan pabrikan Jepang dan Eropa.

Sejumlah merek China juga tengah mempersiapkan peluncuran berbagai inovasi model baru, termasuk kendaraan hibrida (HEV), plug-in hybrid (PHEV), dan kendaraan listrik baterai (BEV). Dengan harga yang lebih terjangkau, mereka menjanjikan kualitas desain, fitur, dan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan produk kompetitor asal Jepang dan Eropa.

Pada segmen BEV, Yannes memproyeksikan, akselerasi pertumbuhan yang signifikan akan terjadi pada 2025. "Faktor utama yang mendorong proyeksi ini adalah semakin kompetitifnya harga jual yang ditawarkan oleh merek-merek baru China yang bermutu tinggi, memiliki desain produk yang keren dan fitur teknologi terbaru, hal mana tidak mungkin dilakukan oleh produk Jepang maupun Eropa," ujar Yannes.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement