Kamis 09 Jan 2025 05:49 WIB

Legislator Minta PAM Jaya Tekan Tingkat Kebocoran Air

Tingkat kebocoran saat ini 46 persen, PAM Jaya targetkan jadi 30 persen pada 2030.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Pekerja Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pekerja Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jakarta August Hamonangan meminta manajemen PAM Jaya dapat terus menekan tingkat kebocoran air atau nonrevenue water (NRW). Pasalnya, saat ini tingkat kebocoran air PAM Jaya berada di angka 46 persen.

Dia mengatakan, PAM Jaya perlu melakukan perbaikan jaringan perpipaan secara berkelanjutan untuk mencegah kebocoran air. Menurut August, dewan akan selalu melakukan pemantauan di lapangan apabila terdapat aduan dari masyarakat.

Baca Juga

"Kami selalu memantau jika ada pengaduan masyarakat, mulai dari aliran air yang lambat, kebocoran, hingga tekanan air yang tidak stabil. Itu langsung kami sampaikan kepada PAM Jaya," kata August di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Politikus PSI tersebut menilai, respons PAM Jaya atas saran yang diberikan sejauh ini berjalan dengan cukup baik. Laporan kebocoran air disebut direspons dengan menurunkan tim teknis PAM Jaya untuk menyelesaikan kendala di lapangan. Bahkan jika penanganan di tingkat awal belum maksimal, PAM Jaya selalu memberikan bantuan lanjutan hingga perbaikan jaringan selesai dilakukan.

Menurut August, tingkat kebocoran air sebesar 46 persen merupakan capaian yang cukup positif. Namun, ia mendoorng, PAM Jaya tetap harus meningkatkan kepuasan konsumen. "Walaupun berbagai program dan konsep sudah dilakukan oleh PAM Jaya, jangan sampai berpuas diri. Yang paling dijaga itu tingkat kepuasan konsumen," ujarnya.

Augus juga berharap, PAM Jaya dapat semakin optimal dalam menekan angka NRW. Ia juga meminta perusahaan daerah itu dapat terus memastikan layanan air bersih dapat dinikmati oleh seluruh warga Jakarta secara merata.

PAM Jaya menargetkan tingkat kebocoran air bisa diturunkan di angka 30 persen pada 2030. Sejumlah perbaikan akan terus dilakukan agar target itu bisa tercapai.

Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Arif Nasrudin mengatakan, penyebab tingkat kebocoran tinggi adalah usia tua pipa di Jakarta. Dia menjelaskan, masih banyak pipa-pipa di Jakarta yang berusia satu abad alias warisan Belanda.

Dia menyebut, solusi mengatasi masalah itu adalah perlunya investasi sangat besar dengan proses perbaikan yang memerlukan waktu cukup lama. Jika hal itu dilakukan maka dapat berdampak luas pada aktivitas masyarakat guna memperbaiki pipa-pipa tersebut. 

Untuk itu, upaya yang dilakukan antara lain dengan fokus menangani kebocoran per wilayah. Misalnya tahun ini, PAM Jaya akan fokus memperbaiki pipa di enam wilayah yang memiliki tingkat kebocoran besar seperti di Asem Baris, Kampung Melayu, Abdul Wahab, Kebon Jeruk, Pulomas, dan Duren Sawit.

"Di Kampung Melayu misalnya itu bisa 79 persen NRW-nya. Besar sekali. Tapi kalau enam wilayah ini beres, kontribusinya mungkin satu persen untuk keseluruhan total se-Jakarta. Makanya kami beralih bertahap menangani secara bottom up," kata Arif.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement