Kamis 09 Jan 2025 12:52 WIB

YPSP Kunjungi Ganjar Amankan Komitmen PDIP Tolak Normalisasi dengan Israel 

Genosida Israel telah merenggut hampir 50 ribu jiwa warga Palestina.

Direktur YPSP, Dr. Ahed Abu Alatta saat menemui Ganjar Pranowo.
Foto: Dok YPSP
Direktur YPSP, Dr. Ahed Abu Alatta saat menemui Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) menyelenggarakan kunjungan khusus ke kantor pribadi Ganjar Pranowo, pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di Jakarta. Dalam pertemuan itu, YPSP mengamankan komitmen PDIP menolak normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel.

Dalam pertemuan tersebut, Ganjar Pranowo, mantan calon presiden, berdiskusi dengan delegasi YPSP mengenai perkembangan terbaru perjuangan rakyat Palestina, termasuk kejahatan genosida yang dilakukan oleh Zionis di Jalur Gaza.

Ganjar kembali menegaskan komitmen dirinya dan PDIP untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam meraih kemerdekaan. Ia menekankan bahwa partainya memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung Palestina. Ia juga menyatakan akan mengerahkan segala upaya, baik secara politik maupun diplomatik, untuk memastikan keadilan tercapai dan Palestina terbebas dari penjajahan.

Direktur YPSP, Dr. Ahed Abu Alatta, berterima kasih atas sambutan hangat Ganjar Pranowo. Ia juga menyampaikan apresiasi dari rakyat Palestina atas sikap Ganjar dan PDIP yang secara konsisten menolak normalisasi hubungan dengan entitas Zionis. Hal ini sangat terlihat, salah satunya dari langkah Indonesia yang mencegah keikutsertaan tim olahraga Zionis dalam Piala Dunia Remaja 2023.

Dr Abu Alatta menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama antara YPSP dan PDIP untuk menghadapi tantangan yang dihadapi rakyat Palestina. Ia juga menyarankan diadakannya lebih banyak acara dan kegiatan bersama guna meningkatkan solidaritas, serta menggalang dukungan internasional untuk menghentikan agresi dan genosida di Gaza.

Kantor berita WAFA melansir, tentara penjajah Israel melakukan enam pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. Serangan itu mengakibatkan terbunuhnya 51 warga sipil dan melukai 78 lainnya, menurut sumber medis. 

Jumlah syuhada sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 45.936 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Sekitar 109.274 lainnya terluka. Ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan, sementara tim ambulans dan pertahanan sipil menghadapi kesulitan untuk menjangkau mereka karena serangan Israel yang terus berlanjut, banyaknya puing dan kekurangan bahan bakar dan alat berat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement