REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Serial “Squid Game 2” ditayangkan pada 26 Desember 2024, dengan tujuh episode yang memikat penonton di seluruh dunia. Permainan hidup-mati, alur karakter yang intens, dan tema keputusasaan dan bertahan hidup yang mengerikan telah menghidupkan kembali diskusi tentang asal-usul acara tersebut.
Di antara perdebatan ini adalah teori viral yang mengeklaim “Squid Game” didasarkan pada kisah nyata, khususnya peristiwa mengerikan dari kasus Brothers' Home pada 1986. Namun, terlepas dari rumor, “Squid Game” tidak secara langsung didasarkan pada kisah nyata tertentu. Meskipun keduanya melibatkan eksploitasi dan pelecehan sistemik, “Squid Game” lebih banyak mengambil dari komentar sosial daripada peristiwa sejarah tunggal.
Dilansir laman Sportskeeda pada Kamis (9/1/2025), kreator Hwang Dong-hyuk telah berulang kali mengklarifikasi bahwa serial tersebut adalah karya fiksi yang terinspirasi oleh pengalaman pribadinya, manga Jepang, dan tema kapitalisme. Namun, beberapa kesamaan yang meresahkan antara narasi acara dan insiden kehidupan nyata, seperti Brothers' Home di Korea Selatan, telah memicu spekulasi viral tersebut.
Bagi yang belum tahu, Brothers' Home, kamp interniran yang beroperasi di Busan selama 1970-an dan 1980-an, konon dibuat untuk melindungi para tunawisma. Namun, kamp itu justru menjadi tempat pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela, tempat ribuan orang tak berdosa, termasuk anak-anak, dikurung secara paksa.
Dengan dalih "membersihkan jalan" menjelang Olimpiade Seoul 1988, banyak orang diculik dan menjadi korban kerja paksa, kelaparan, dan kekerasan fisik.
Kisah para penyintas Brother's Home merinci kondisi yang brutal, termasuk hukuman yang diberi label "permainan" dan hierarki militeristik yang mendorong para “tahanan” untuk saling menyiksa. Pemimpin fasilitas itu, Park In-keun, ditangkap pada 1987 tetapi menerima hukuman ringan dua setengah tahun penjara karena penggelapan. Banyak kekejaman di kamp tersebut yang tidak dihukum, dan para penyintas terus berjuang demi keadilan.
Realitas yang menghantui ini telah membuat beberapa orang membandingkan Brothers' Home dengan kekejaman fiksional dalam “Squid Game” meskipun Hwang Dong-hyuk belum mengonfirmasi adanya inspirasi langsung.
Meskipun “Squid Game” bukanlah kisah nyata tentang berbagai peristiwa, serial ini mengupas tema sosial-ekonomi yang gamblang yang selaras dengan perjuangan di dunia nyata. Alur cerita berkisar pada Seong Gi-hun, seorang pria yang terlilit utang, yang mengikuti kompetisi mematikan untuk memenangkan hadiah uang tunai yang besar. Permainan yang didasarkan pada kegiatan masa kecil tersebut menjadi kiasan untuk persaingan ekstrem dan kesenjangan kelas dalam masyarakat modern.
Hwang Dong-hyuk telah mengungkapkan bahwa inspirasinya datang dari karya-karya Jepang seperti Battle Royale dan Liar Game, serta kesulitan keuangannya sendiri. Mogok Kerja Ssangyong Motor tahun 2009, yang menyebabkan para pekerja menghadapi PHK massal dan protes keras, secara langsung memengaruhi latar belakang Gi-hun. Melalui referensi ini, Hwang ingin menunjukkan bagaimana seseorang di dunia saat ini dapat jatuh dari stabilitas kelas menengah ke kehancuran ekonomi.
Pada akhirnya, meskipun serial ini menggambarkan kenyataan pahit tentang eksploitasi dan ketidaksetaraan, serial ini tetap merupakan karya fiksi. Teori viral yang menghubungkannya dengan peristiwa tertentu seperti Brothers' Home bersifat spekulatif, tetapi teori ini menyoroti dampak abadi dari tema-tema yang meresahkan dalam serial ini pada penonton.