Kamis 09 Jan 2025 19:27 WIB

Anak Muda Lawan Stunting dengan Screening Film dan Kampanye Sosial Kreatif

Film ini mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat pedesaan.

150 anak muda di Jakarta teredukasi tentang stunting melalui inisiatif kreatif yang digagas oleh tiga kelompok mahasiswa, yaitu Kawan Bestari, Indonesia Youth Action, dan Futurizzteam. Mereka menggelar screening film Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations, produksi MD Entertainment.
Foto: Dok. Web
150 anak muda di Jakarta teredukasi tentang stunting melalui inisiatif kreatif yang digagas oleh tiga kelompok mahasiswa, yaitu Kawan Bestari, Indonesia Youth Action, dan Futurizzteam. Mereka menggelar screening film Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations, produksi MD Entertainment.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 150 anak muda di Jakarta teredukasi tentang stunting melalui inisiatif kreatif yang digagas oleh tiga kelompok mahasiswa, yaitu Kawan Bestari, Indonesia Youth Action, dan Futurizzteam. Mereka menggelar screening film “Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations”, produksi MD Entertainment, yang

mengupas tuntas permasalahan stunting di Indonesia.

Film ini mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat pedesaan, khususnya NTT, mulai dari kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan, hingga kepercayaan pada mitos yang memperburuk kondisi, seperti larangan memakan telur karena takut bayi akan bau. Screening film ini juga disertai talkshow yang dihadiri oleh berbagai narasumber untuk memperdalam pemahaman peserta.

Yogi Riyanto, Team Leader Indonesian Youth Action menyatakan, stunting bisa jadi ancaman

besar bagi negara. “Melalui nobar dan talkshow, masyarakat semakin sadar bahwa stunting di

NTT menjadi perhatian penting. Sudah saatnya kita tidak tinggal diam, mengambil kesempatan

baik untuk perubahan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” ungkapnya.

Stunting menjadi tantangan besar bagi Indonesia, dengan prevalensi yang masih mencapai 21,5% pada 2023, berdasarkan data Tim Percepatan Penanggulangan Stunting. Angka ini menunjukkan perlunya upaya ekstra untuk mencapai target

pemerintah, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada 2024. Dr. Elsa Fitri Ana, S. Keb, dosen Pendidikan Masyarakat FIP UNJ, dalam salah satu sesi diskusi menjelaskan bahwa stunting bukan

sekadar persoalan tinggi badan, tetapi juga

berdampak pada kecerdasan, kesehatan, dan beban

sosial serta ekonomi bagi masyarakat.

“Jika bayi dan balita kita banyak yang stunting,

dampaknya tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi negara secara keseluruhan pada masa depan,” ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye sosial #CegahStunting yang didukung oleh 1000 Days Fund, Campaign #ForABetterWorld, Bayu Buana Travel Services, dan Yayasan Dunia Lebih Baik.

Melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld,

masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai challenge seperti “Ayo Bantu Indonesia Bebas Stunting” atau “Aksiku untuk #CegahStunting.”

Dengan menyelesaikan challenge ini, peserta tidak hanya berkontribusi pada edukasi stunting, tetapi juga membantu membuka donasi hingga 30 juta rupiah untuk 1000 Days Fund. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung berbagai inisiatif melawan stunting, termasuk program di daerah seperti Labuan

Bajo.

Kepala Program & Advokasi 1000 Days Fund, Dodi Nuriana, menyampaikan apresiasi atas

kreativitas anak muda dalam menyuarakan isu stunting. “Stunting bukan hanya tentang tinggi badan, namun juga perkembangan otak, kemampuan belajar, dan bahkan mimpi mereka terancam pupus. Ini krisis yang sunyi, tapi nyata, dan kita sangat mengapresiasi aksi serta semangat generasi muda yang tidak hanya peduli, tetapi juga aktif mencari solusi. Kami bahkan akan mengundang penyelenggara terbaik untuk secara langsung berkontribusi serta mendokumentasikan perjuangan melawan stunting di Labuan Bajo,” ujarnya.

Inisiatif ini menegaskan bahwa peran anak muda sangat penting dalam mengatasi stunting.

Dengan mengintegrasikan edukasi berbasis film, diskusi, dan challenge berbasis digital,

kampanye ini berhasil menjangkau anak muda dengan cara yang relevan, sekaligus menciptakan

dampak nyata dalam mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia. 

sumber : Web
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement