REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika kelak seseorang meninggal dunia dan hidup di alam barzakh, maka mereka akan menghadapi pertanyaan dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir yang akan menanyakan sejumlah hal.
Pertanyaan tersebut sebagaimana tertuang dalam hadis Rasulullah SAW yang cukup panjang dari al-Barra’ bin ‘Azib yang dinukilkan Abu Dawud dan Ahmad. Di antara pertanyaan tersebut adalah siapakah Tuhannya? Apakah agamanya? Dan siapakah nabinya? Dan apa kitab sucinya?
Yang lantas menjadi pertanyaan adalah, bahasa apakah yang akan digunakan kedua malaikat untuk bertanya kepada para ahli kubur kelak?
Dilansir dari Pusat Data Republika, KH Ma’ruf Khozin menjelaskan bahwa dalil-dalil yang secara pasti menegaskan hal ini belumlah ditemukan. Alhasil, para ulama berbeda pendapat mengenai bahasa malaikat di alam kubur.
Umumnya, lanjut dia, pendapat-pendapat yang ada bercabang menjadi tiga. Ada yang mengatakan bahwa malaikat akan memakai bahasa Suryani (Suriah kuno), yakni bahasa yang dituturkan Nabi Ibrahim AS. Sang Khalilullah merupakan bapak para nabi dan juga menurunkan Rasulullah SAW, yakni melalui putranya--Ismail AS.
Ada pula ulama yang menyatakan, kelak malaikat di alam barzakh akan berbahasa Arab. Inilah bahasa Alquran, dan juga bahasa yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah Islam.
Adapun pendapat yang terakhir menyebutkan, bahasa yang dipakai malaikat di alam kubur ialah sesuai dengan bahasa manusia (mayit) yang didatanginya.
Selengkapnya, menurut Kiai Ma'ruf Khozin, berikut penjelasan dari Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi.
ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﺷﻴﺦ اﻹﺳﻼﻡ ﻋﻠﻢ اﻟﺪﻳﻦ اﻟﺒﻠﻘﻴﻨﻲ ﺃﻥ اﻟﻤﻴﺖ ﻳﺠﻴﺐ اﻟﺴﺆاﻝ ﻓﻲ اﻟﻘﺒﺮ ﺑﺎﻟﺴﺮﻳﺎﻧﻴﺔ ﻭﻟﻢ ﺃﻗﻒ ﻟﺬﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﺘﻨﺪ ﻭﺳﺌﻞ اﻟﺤﺎﻓﻆ ﺇﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﻇﺎﻫﺮ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻧﻪ ﺑﺎﻟﻌﺮﺑﻲ ﻗﺎﻝ ﻭﻳﺤﺘﻤﻞ ﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺧﻄﺎﺏ ﻛﻞ ﺃﺣﺪ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ
“Dalam kitab Fatawa Guru kami, Al Bulqini, dijelaskan bahwa mayit akan menjawab pertanyaan di alam kubur dengan bahasa Suryani. Tapi saya tidak menemukan dalilnya. Al-Hafidz Ibnu Hajar ditanya soal itu dan menjawab bahwa zahir hadis adalah dengan bahasa Arab. Boleh jadi pertanyaan-jawaban itu sesuai dengan bahasanya mayit (Syarh As-Shudur, 147).”
View this post on Instagram
Keutamaan mengingat mati