Sabtu 11 Jan 2025 16:05 WIB

Studi Mengungkapkan, 40 Persen Gen Z Kehilangan Kemampuan Menulis Tangan

Gen Z mulai kesulitan dalam berkomunikasi dengan tulisan tangan.

Rep: Info Remaja/ Red: Partner
.
Foto: network /Info Remaja
.

Sumber: Unsplash
Sumber: Unsplash

INFOREMAJA.ID - Sudah menjadi pengetahuan umum dimana Gen Z adalah generasi yang tumbuh kembang di zaman teknologi. Artinya, mereka melakukan segala hal termasuk pekerjaan, menggunakan teknologi.

Tidak hanya itu, interaksi Gen Z juga dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi, dimana mereka seringkali menghubungi teman hingga keluarganya dengan aplikasi komunikasi, seperti Whatsapp dan Telegram.

Bahkan mereka hampir menghabiskan waktu dengan mengakses sosial media setiap waktu, sekaligus berinteraksi dengan teman, rekan kerja, serta yang lainnya. Bisa dikatakan, Gen Z tidak bisa lepas dari pengaruh yang kuat dari teknologi.

Namun dibalik itu, perkembangan teknologi yang pesat dan seringkali Gen Z menggunakannya, muncul sebuah tren yang sangat mengkhawatirkan mereka.

Tren tersebut turut diperkuat dengan studi, dimana Gen Z alami penurunan kemampuan berkomunikasi menggunakan tulisan tangan.

Kita tahu bahwa menulis menggunakan tangan adalah bentuk komunikasi manusia yang sudah lebih dulu ada di muka bumi ini.

Beribu-ribu tahun lalu, manusia menggunakan tulisan tangan dalam berkomunikasi dengan seseorang lain, serta berhubungan pada lingkungan sosialnya.

Tentu dengan perkembangan zaman yang mulai maju, sekaligus dibuktikan dengan mulai tumbuhnya zaman teknologi, manusia perlahan meninggalkan tulisan tangan.

Hal itu terus bersambung pada zaman sekarang, dimana sudah banyak manusia termasuk Gen Z, yang tidak lagi berkomunikasi menggunakan tulisan tangan.

Permasalahan tersebut dituangkan dalam studi komprehensif yang dilakukan Universitas Stavanger, dilansir dari Glass Almanac, Kamis (9/1/2025).

Studi tersebut mengungkapkan, 40 persen Gen Z menilai bahwa komunikasi dengan tulisan tangan dianggap menantang.

Makna di atas jelas telah terjadi pergeseran kebiasaan para Gen Z, dalam berkomunikasi serta memproses suatu informasi.

Pergeseran itu terjadi dikarenakan telah terbiasanya Gen Z menggunakan teknologi digital dalam berkomunikasi.

Pengaruh lainnya adalah teknologi mampu mengutamakan kecepatan dan keringkasan dalam memberikan informasi kepada penggunanya, terutama Gen Z.

Senada dengan hal itu, Profesor Linda Andersson dari National Institute of Education mengatakan, Gen Z yang tumbuh di zaman teknologi berdampak kepada berbedanya gaya berkomunikasi mereka yang cepat.

“Komunikasi digital mendorong pertukaran informasi yang cepat dan ringkas, yang dapat mengurangi kedalaman dan kejelasan yang menyertai komunikasi tulisan tangan,” ungkapnya.

Sifat itu tentu berbanding terbalik dengan komunikasi tulisan tangan yang sedikit memakan waktu cukup lama. Terlebih lagi, penyampaian ide dan emosi secara kompleks melalui tulisan tangan membuat penurunan kemampuan Gen Z.

Argumen tersebut terjelaskan dengan kasus dari Emily, seorang mahasiswa yang mengatakan, bahwa dirinya nyaris kehilangan kemampuan menulis, serta berkomunikasi dengan cara itu.

“Saya jarang menulis dengan tangan lagi. Ketika saya melakukannya, rasanya canggung dan lambat dibandingkan dengan mengetik di laptop saya. Saya khawatir saya kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan diri sepenuhnya melalui tulisan,” sambungnya.

Begitupun oleh Ahli Komunikasi Global Communication Institute, Dr. Anna Martinez. Ia menyebutkan, pertambahan umur dari Gen Z bisa berdampak kepada berkurangnya keterampilan menulis tangan.

“Seiring bertambahnya usia Generasi Z, kurangnya kemahiran dalam komunikasi tulisan tangan dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk unggul dalam lingkungan yang masih menghargai atau membutuhkan keterampilan ini,” ujarnya

Dari kasus kecil diatas, sudah bisa dikatakan bahwa menulis dengan tangan tidak bisa diabaikan, apalagi oleh Gen Z.

Terdapat berbagai keuntungan apabila mereka melakukan menulis tangan serta berkomunikasi, yang disebutkan oleh Dr. Michael Thompson, seorang psikolog kognitif dari American Psychological Association (APA).

Menurutnya, menulis tangan mampu meningkatkan perkembangan kognitif dari otak, serta menaikkan retensi dan pemahaman memori bagi Gen Z.

“Menulis dengan tangan mengaktifkan jalur saraf yang berbeda, yang membantu dalam pemahaman dan mengingat informasi dengan lebih baik,” tuturnya.

Dampak menarik dari berkomunikasi menggunakan tangan adalah menumbuhkan kreativitas dan ekspresi pribadi, terutama bagi Gen Z.

Menulis dapat membantu mereka, mengatur pola pikir yang baik dan mengembangkan secara intens atas tulisan yan mereka buat.

Dibalik itu, diperlukan keseimbangan yang disengaja antara berkomunikasi melalui teknologi, dengan tulisan tangan.

Memang dua komunikasi di atas memiliki kelebihan dan kekurangan pada masing-masingnya. Namun, apabila salah satu keterampilan komunikasi menulis tangan hilang dari Gen Z, akan menciptakan tangan yang signifikan untuk perkembangan kogitif, serta komunikasi yang efektif bagi mereka.

Lingkungan juga perlu untuk menunjang Gen Z dalam upaya keseimbangan di atas. Ini bertujuan agar mereka terampil mengarahkan kompleksitas komunikasi modern dan tradisional.

sumber : https://inforemaja.id/posts/504183/studi-mengungkapkan-40-persen-gen-z-kehilangan-kemampuan-menulis-tangan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement