Sabtu 11 Jan 2025 22:25 WIB

Menaker: Produktivitas Kerja Jadi Tantangan Besar Indonesia

Produktivitas Indonesia masih kalah dari negara ASEAN seperti Vietnam.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat ditemui di kantor Kemenaker di Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025).
Foto: Antara/Sinta Ambar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat ditemui di kantor Kemenaker di Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Yassierli mengungkapkan produktivitas pekerja di Tanah Air masih menjadi tantangan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut disampaikan Menteri Ketenagakerjaan pada silaturahim dan dialog nasional alumni Universitas Andalas bertajuk "Penguatan Aspek Ketenagakerjaan dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional".

"Masalah kita saat ini adalah produktivitas yang masih rendah dan itu harusnya tidak boleh terjadi," kata Menaker Yassierli di Padang, Sabtu.

Baca Juga

Menaker menyebut sektor pertanian, perdagangan, manufaktur adalah tiga contoh aspek yang mempunyai proporsi besar, namun produktivitas yang dihasilkan tergolong kecil atau rendah. Sebaliknya, pertambangan, real estate, komunikasi dan informasi memiliki produktivitas tinggi, namun proporsi tenaga kerja terbilang kecil.

Untuk mengatasi persoalan produktivitas tersebut Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan kebijakan triple skilling pelatihan vokasi yang fokus pada skilling, reskilling dan upskilling. Ketiga aspek ini dibutuhkan, karena tuntutan dunia industri terus berubah.

Peningkatan skilling akan menyasar pencari kerja atau fresh graduate, sehingga bisa menekan angka pengangguran. Kemudian, reskilling ditujukan bagi pekerja yang berpotensi terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dan upskilling untuk meningkatkan kompetensi kerja, sehingga bisa meningkatkan produktivitas serta daya saing di perusahaan.

"Skilling, reskilling dan upskilling ini penting, karena 63 persen dunia industri mengatakan terdapat gap dengan yang dibutuhkannya dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia," paparnya.

Dalam paparannya, Yassierli mengatakan produktivitas Indonesia masih kalah dari negara ASEAN seperti Vietnam. Dalam sebuah riset 10 persen tenaga kerja di Negeri Naga Biru (Vietnam) merupakan hasil dari pendidikan vokasi.

"Sementara di Indonesia tenaga kerja kita tidak sampai satu persen yang hasil pendidikan vokasi," sebut dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement