Sabtu 11 Jan 2025 19:00 WIB

Pembangunan Tol Semarang-Demak Gunakan 7 Juta Bambu

Matras bambu digunakan untuk menyiasati kondisi tanah yang lunak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Satria K Yudha
Foto udara sejumlah kendaraan roda empat melaju di Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara sejumlah kendaraan roda empat melaju di Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengapresiasi penggunaan lebih dari tujuh juta batang bambu dalam pembangunan Tol Semarang-Demak. Apalagi, teknik konstruksi menggunakan bambu tersebut adalah inovasi anak bangsa. 

"Yang menarik dan menjadi sesuatu yang perlu menginspirasi kita semua adalah dengan menggunakan teknik matras bambu. Ini adalah karya inovasi anak bangsa," kata AHY saat memberikan keterangan kepada awak media seusai meninjau perkembangan pembangunan proyek Tol Semarang-Demak Seksi I di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (11/1/2025).

Baca Juga

Dia menambahkan, sekitar 7,5 juta bambu digunakan dalam proses pembangunan Tol Semarang-Demak. "7,5 juta bambu dan ini didatangkan dari berbagai daerah, berbagai provinsi dan kabupaten/kota," ujarnya. 

AHY menjelaskan, matras bambu digunakan pada pembangunan Tol Semarang-Demak Seksi I yang menghubungkan Kaligawe-Sayung (10,64 kilometer). Panjang jalur yang dipasangi matras bambu yakni 6,2 kilometer. "Per saat ini sudah sekitar 5,2 (kilometer). Jadi kurang lebih satu kiloan lagi," ucapnya. 

Dia mengungkapkan, bambu yang dimanfaatkan dalam pembangunan Tol Semarang-Demak disusun secara vertikal setebal 13 lapis. Bambu-bambu diikat menggunakan tali nilon.

Sekitar 3.400-an pekerja terlibat untuk pengerjaan pengikatan bambu-bambu tersebut. Namun karena pembangunan tol sudah berprogres, saat ini hanya sekitar 560-an pekerja yang tersisa untuk proses pengikatan bambu. 

"Ini nanti akan ada proses selanjutnya, yaitu pemampatan atau pemadatan, mengonsolidasikan material-material yang pada akhirnya nanti akan menjadi kokoh. Dan ini butuh waktu, tadi penjelasannya sekitar 425 harian sampai benar-benar berkonsolidasi dengan padat," kata AHY. 

Terdapat beberapa jenis bambu yang digunakan dalam pembangunan Tol Semarang-Demak, di antaranya bambu wulung dan petung. Bambu-bambu tersebut didatangkan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Mereka antara lain Gunungkidul, Kuningan, Garut, Wonosobo, dan Magelang. 

Tol Semarang-Demak Seksi I diintegrasikan dengan pembangunan tanggul laut. Area perbatasan tanggul laut yang menjadi titik lokasi dari Tol Semarang-Demak diketahui memiliki karakteristik tanah dengan klasifikasi tanah lunak.

Matras bambu digunakan untuk menyiasati kondisi tanah lunak tersebut. Setelah bambu disusun vertikal setebal 17 lapis, nantinya juga akan disertakan penguatan tambahan dengan memasang material pengalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut.

Untuk keamanan penggunaan matras bambu di Tol Semarang-Demak, telah dilakukan pengujian oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya. Terdapat dua jenis pengujian, yakni uji tarik dan uji lentur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement