Selasa 14 Jan 2025 17:46 WIB

Rupiah Berpotensi Bakal Melemah Lagi, Ini Pemicunya

Data ekonomi dan tenaga kerja AS masih cukup kuat.

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Bank Woori Saudara Rully Nova memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah bisa melemah karena ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) ke depan meredup. Data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) pada Desember 2024 tercatat sebesar 256 ribu, lebih baik dari bulan sebelumnya yang sebesar 212 ribu.

“Data ekonomi dan tenaga kerja AS masih cukup kuat, sehingga ruang penurunan suku bunga The Fed ke depan menjadi sangat terbatas,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

Baca Juga

Selain itu, peningkatan yield obligasi pemerintah AS di kisaran 7-11 basis points (bps) yang secara jangka panjang sudah menembus di atas 5 persen turut berpotensi menjadi faktor pelemahan kurs rupiah. Untuk Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), diperkirakan kebijakan suku bunga akan antisipatif terhadap pelemahan rupiah saat ini, sehingga ruang penurunan suku bunga juga sangat terbatas.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada penutupan perdagangan hari ini menguat 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp 16.270 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.283 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut menguat ke level Rp 16.265 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.281 per dolar AS.  

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement