ShippingCargo.co.id, Jakarta—Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 29 Januari 2025, industri logistik maritim global menghadapi potensi gangguan signifikan. Menurut Alan Murphy, CEO Sea-Intelligence, perayaan ini bertepatan dengan peluncuran jaringan aliansi pelayaran baru, yang dapat memperparah disrupsi rantai pasokan.
"Tahun Baru Imlek biasanya menyebabkan penurunan permintaan dan pembatalan pelayaran," ujar Murphy. "Namun, dengan peralihan ke layanan aliansi baru, dampaknya bisa lebih besar."
Data Sea-Intelligence menunjukkan kapasitas pengiriman selama periode Imlek tahun ini mencapai hampir 1,34 juta TEU, meningkat 33,3% dari tahun sebelumnya. Namun , per World Cargo News, pembatalan pelayaran hanya 9%, terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi eksportir dan importir. Han Changmin, pendiri Fuzhou Han Changming International Trade Co Ltd, menyatakan, "Gangguan ini menghapus keuntungan kami yang sudah tipis." Selain itu, premi asuransi pengiriman yang lebih tinggi menambah beban.
Beberapa perusahaan mencari alternatif untuk mengurangi dampak. BDI Furniture, misalnya, mulai mengandalkan pabrik di Turki dan Vietnam. Kendatipun begitu, langkah ini tidak selalu mudah diterapkan oleh semua pelaku industri.
Pemerintah dan asosiasi industri disarankan untuk memantau situasi dan memberikan panduan kepada pelaku usaha. Kolaborasi antara perusahaan logistik dan klien juga penting untuk menemukan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan ini.
Dengan potensi gangguan yang signifikan, penting bagi pelaku industri untuk proaktif dalam merencanakan dan menyesuaikan strategi logistik mereka. Patut ditunggu langkah apa yang diambil untuk memitigasi dampak ini.