Rabu 15 Jan 2025 13:49 WIB

Puluhan Ribu Hewan Ternak di Bandung Barat jadi Sasaran Vaksinasi Usai Ditemukan Kasus PMK

Ada 136 kasus sapi perah yang terpapar di Kabupaten Bandung Barat

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Petugas Tengah Menyuntikan Dosis Vaksin Terhadap Hewan Ternak untuk Mencegah Penyebaran PMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Foto: Dok Republika
Petugas Tengah Menyuntikan Dosis Vaksin Terhadap Hewan Ternak untuk Mencegah Penyebaran PMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Vaksinasi pun mulai gencar dilakukan untuk mencegah penularannya agak tidak semakin menyebar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB Wiwin Aprianti mengatakan, dosis vaksin PMK yang dialokasikan untuk wilayah Bandung Barat mencapai 25.600 yang dipasok dari pemerintah pusat, Pemprov Jabar dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia.

Baca Juga

"Vaksinasi sudah jalan, sudah sekitar 1 minggu pelaksanannya. Seluruhnya totalnya ada 25.600 dosis, saat ini sudah tervaksin sekitar 21 ribu. Sisanya sedikit laga semoga cepat selesai secara serentak agar nanti pengulangannya juga serentak," ujar Wiwin saat dihubungi, Rabu (15/1/2025).

Wiwin mengatakan, vaksinasi ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya wabah PMK di Bandung Barat. Sebab, pihaknya hingga saat ini sudah menemukan adanya 136 kasus sapi perah yang terpapar, 4 ekor di antaranya mati mendadak, 10 ekor diantaranya kami sarankan dipotong.

"Kemudian sisanya dalam proses penyembuhan. Karena berkaca dari tahun 2024 ada 229 kasus semuanya sembuh," katanya.

Sehingga pelaksanaan vaksinasi ini, kata Wiwin, pihaknya menyasar wilayah yang ditemukan kasus PMK. Selain juga tentunya di titik yang memiliki populasi dan jadi daerah lalu lintas hewan ternak. Proses vaksinasi ini, terang Wiwin, sangat penting dan harus dilakukan dua kali dalam setahun untuk menambah kekebalan tubuh hewan ternak. Sebab, hewan ternak yang sudah mendapat dosis vaksin relatif rendah terkena infeksi virus tersebut.

"Lakukan vaksinasi setahun dua kali. Karena sapi yang di vaksin relatif rendah terkena infeksi tersebut. Kalaupun terkena mudah sembuhnya," katanya.

Pihaknya meyakini dengan adanya vaksinasi ini wabah PMK bisa semakin terkendali sehingga tidak semakin meluas penyebarannya. Sebab, kata Wiwin, tingkat kesembuhan hewan ternak yang sudah mendapat dosis vaksin cukup tinggi.

"Karena sekarang gejalanya relatif lebih ringan dan bisa sembuh. Lebih dari 95 persen sembuh, tingkat kesembuhannya tinggi karena ada vaksin. Kecuali yang tidak pernah di vaksin terkena PMK itu bisa menyebabkan kematian," kata dia.

Para peternak juga diminta tidak panik jika hewan ternaknya ternyata terpapar PMK, namun harus tetap waspada. Peternak diminta untuk melaporkannya jika hewan ternaknya mengalami gejala PMK. "Saat ini yang terkena wabah ada tapi terkendali. Sehingga kematian sangat minim, potong paksa juga minim. Para peternak tidak usah khawatir tapi harus waspada, tidak usah panik jangan sampai sakit sedikit potong langsung jual. Jadi jangan panik kalau ada yang sakit jangan di jual tapi laporkan," imbuh Wiwin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement