REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Lembaga keagamaan di Indonesia terus mendorong implementasi rumah ibadah yang ramah anak. Ini sebagai bagian dari upaya memberikan perlindungan kepada anak di rumah ibadah seperti masjid dan gereja.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Maria Ulfah Anshor dalam diskusi daring dipantau dari Jakarta, Rabu, mengatakan Masjid Ramah Anak (MRA) terus didorong untuk memastikan anak-anak merasa nyaman di lingkungan masjid.
Ulfah menjelaskan MRA dimulai oleh DMI dengan pertimbangan untuk membuat anak-anak nyaman menghabiskan waktu di masjid untuk beragam kegiatan.
"Setidaknya menjadi tanggung jawab kita untuk memfasilitasi mereka supaya merasa nyaman di lingkungan kita daripada mereka bermain di jalanan, kita tidak tahu siapa yang mendampingi mereka," jelas Ulfa.
Pihaknya kemudian mulai menyusun panduan internal untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebelum akhirnya pada 2019 mulai bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk Gerakan Nasional MRA.
Ulfah, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan dan pernah menjadi Komisioner Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan pihaknya juga juga mendorong masuknya indikator rumah ibadah ramah anak sebagai salah satu indikator Kota Layak Anak (KLA).
Dia menyebut pendataan bantuan yang diberikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) sebetulnya kepada masjid juga salah satunya memasukkan persyaratan ramah terhadap anak.
Terkait jumlah masjid yang sudah memenuhi seluruh pedoman MRA, dia mengatakan jumlahnya memang masih belum signifikan dengan proses yang masih terus berjalan sampai saat ini.
"Positifnya saya kira ini yang kami bersyukur adalah sudah masuk dalam pendataan Simas (Sistem Informasi Masjid)," jelasnya.
Dalam diskusi yang sama Kasubdit Pemberdayaan Umat dan Pengembangan Budaya Ditjen Bimas Kristen Kemenag Levina Nahumury menjelaskan pihaknya mulai melakukan sosialisasi Gereja Ramah Anak (GRA) sejak 2022 yang dilakukan kepada sinode gereja atau organisasi Kristen lain.
"Kami berharap dari sinode-sinode itu melakukan sosialisasi ke gereja-gereja lokal yang menjadi anggota mereka. Kami juga melakukan langsung ke gereja lokal yang bersurat ke kami untuk menerima sosialisasi langsung," jelasnya.
Sampai dengan 2024 sosialisasi sudah dilakukan terhadap 30 sinode dan enam aras atau organisasi gereja di tingkat wilayah.