REPUBLIKA.CO.ID, SANAA— Menyusul pengumuman kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, yang telah mengalami perang yang menghancurkan sejak 7 Oktober 2023. Muncul pertanyaan tentang posisi front Yaman, dan apakah Houthi akan menghentikan serangan mereka ke Israel atau melanjutkan operasi mereka di Laut Merah dan Teluk Aden.
Baru-baru ini, Houthi telah mengintensifkan serangan mereka terhadap Israel dengan roket dan rudal, yang beberapa di antaranya telah menyebabkan jatuhnya korban di Tel Aviv dan mendorong jutaan orang untuk mengungsi.
Pada 10 Januari 2025 lalu, tentara Israel mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mencegat sekitar 40 rokest dan 320 pesawat tak berawak dari Yaman sejak dimulainya perang di Gaza.
Sebuah front dukungan
Pada tanggal 19 Desember 2025, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengumumkan bahwa pasukannya "meluncurkan 1.147 rudal balistik dan rudal bersayap serta pesawat tak berawak untuk mendukung Gaza", yang menyasar situs-situs di Israel dan kapal-kapal yang terkait dengan Tel Aviv, Amerika Serikat, dan Inggris.
Pada hari Selasa (14/1/2025), sebuah laporan yang diterbitkan oleh situs web 26 September, juru bicara Kementerian Pertahanan Houthi, mengatakan bahwa sejak peluncuran operasinya pada November 2023, front Yaman telah menyerang lebih dari 211 kapal pelayaran komersial milik musuh Israel, Amerika Serikat, dan Inggris di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudra Hindia.
"Sejumlah kapal tersebut hancur total dan tenggelam", demikian menurut laporan yang diterbitkan oleh situs web 26 September.
Mengomentari perkembangan di Gaza, anggota biro politik Houthi, Hizam al-Assad, mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa posisi kelompok tersebut tunduk pada keputusan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dan bahwa front Yaman "mendukung perlawanan Palestina di Gaza."
Mengenai masa depan operasi militer ini, al-Assad menambahkan bahwa "penghentian mereka terkait dengan mengakhiri agresi Israel dan mencabut pengepungan terhadap orang-orang yang tertindas di Gaza," dan bahwa front Yaman akan terus melakukan operasinya di laut dan jauh di dalam Israel sebagai bagian dari tahap kelima fase dukungan "sampai saudara-saudara di Hamas memutuskan untuk menghentikannya dan melakukan gencatan senjata."
Mengenai posisi kelompok tersebut jika serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman terus berlanjut, pemimpin Houthi mengatakan, "Adapun agresi Amerika Serikat, Israel, Inggris atau Inggris terhadap negara kami, itu akan disambut dengan respons tegas yang tidak diharapkan oleh musuh."
Peran Amerika
Terlepas dari hubungan yang erat antara serangan Houthi dan apa yang terjadi di Gaza, para pengamat mengatakan bahwa arah kebijakan Amerika Serikat di masa depan dapat mempengaruhi posisi kelompok tersebut.