Kamis 16 Jan 2025 11:46 WIB

Gencatan Senjata dan Tanda Kekalahan Israel

Israel gagal di hampir semua sektor.

Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.
Foto: AP Photo/ Ohad Zwigenberg
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Dari segi korban jiwa, tak terbilang jumlah syuhada akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza selama 460 hari belakangan. Tapi menurut banyak parameter, gencatan senjata yang tercapai semalam sedianya adalah kekalahan Israel.

Dalam banyak hal, hampir semua tujuan agresi Israel ke Gaza sejak serangan mengejutkan pejuang Palestina pada Oktober 2023 lalu tak ada yang berhasil terwujudkan. Utamanya, soal sesumbar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghabisi para pejuang Palestina.

Baca Juga

Israel berulang kali mengeklaim telah “membersihkan” wilayah tertentu di Gaza hanya untuk kemudian mengalami serangan pejuang di wilayah tersebut. Kerugian Israel di utara Gaza jadi contoh nyata fenomena tersebut.

Pada Oktober tahun lalu, IDF mulai membombardir wilayah tersebut untuk menghabisi pejuang sembari membunuhi warga sipil. Sedikitnya 5.000 orang dibunuh Israel sejak Oktober hingga belakangan ini. Begitupun, Jabaliya tetap jadi kuburan tentara Israel. Prajurit dan perwira pasukan penjajah terus berguguran diserang pejuang di wilayah itu. 

Hal serupa terjadi di Beit Hanoun di Gaza utara. Lima belas bulan yang lalu, kota ini merupakan kota pertama di Gaza yang diduduki oleh pasukan Israel. Militer Israel menilai kota tersebut memiliki batalyon Hamas yang paling lemah.

Namun setelah gelombang demi gelombang operasi militer, yang masing-masing seharusnya “membersihkan” kota pejuang Hamas, Beit Hanoun ternyata telah menimbulkan salah satu konsentrasi korban militer Israel yang paling besar. 

photo
Asap mengepul dari kota Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, terlihat dari Sderot, Israel, 07 November 2023. - (EPA-EFE/ATEF SAFADI)

Jurnalis senior David Hearst menuliskan di Middle East Eye bahwa Hamas terus bangkit dari reruntuhan untuk melawan, mengubah Beit Hanoun menjadi ladang ranjau bagi tentara Israel. Sejak peluncuran operasi militer terbaru di Gaza utara, 55 perwira dan tentara Israel tewas di sektor ini, 15 di antaranya di Beit Hanoun dalam seminggu terakhir saja.

Jika ada tentara yang berdarah-darah dan kelelahan saat ini, menurut Hearst itu adalah tentara Israel. Fakta militer yang nyata dalam kehidupan di Gaza adalah, 15 bulan setalah agresi,, Hamas dapat merekrut dan melakukan regenerasi lebih cepat daripada kemampuan Israel membunuh para pemimpin atau pejuangnya.

“Kita berada dalam situasi di mana kecepatan Hamas dalam membangun kembali dirinya lebih tinggi dibandingkan kecepatan pembasmian oleh tentara Israel,” kata Amir Avivi, pensiunan brigadir jenderal Israel, kepada Wall Street Journal. Dia menambahkan bahwa Muhammad Sinwar, adik dari pemimpin Hamas yang terbunuh, Yahya Sinwar, “mengatur segalanya”.

Utara Gaza menjadi contoh nyata bahwa jumlah korban sipil yang ditimbulkan Israel bukan tanda kemenangan pasukan Zionis. Karena dalam prinsip perang perlawanan kemerdekaan secara gerilya, pasukan perlawanan dianggap menang selama mereka tak bisa dimusnahkan. Bertahannya para pejuang dan warga Gaza sejauh ini adalah kekalahan bagi Israel.

photo
Warga Palestina merayakan pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Di Gaza, tekad rakyat Palestina untuk tetap tinggal di tanah mereka – meski tanahnya sudah hancur menjadi puing-puing – terbukti menjadi faktor penentu dalam perang ini. “Dan ini merupakan prestasi yang luar biasa, mengingat wilayah seluas 360 kilometer persegi itu sepenuhnya terputus dari dunia luar, tanpa sekutu yang bisa menghentikan pengepungan dan tidak ada medan alami untuk berlindung,” tulis David Hearst.

Pencaplokan gagal...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement