REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Media Israel mengomentari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza. Mereka mengatakan bahwa hal tersebut merupakan keberhasilan bagi Hamas, yang telah mempertahankan kelangsungan hidup dan kendalinya di Jalur Gaza.
Sementara Israel telah gagal mencapai tujuannya dari perjanjian tersebut. Bahkan media Israel menyebut gencatan senjata ini adalah yang terburuk dalam sejarah.
Media Israel mengomentari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa tujuan utama Hamas dalam perjanjian tersebut adalah untuk “mempertahankan dan mempertahankan kendali. Juga tidak memberikan Israel pijakan di Jalur Gaza. Hamas berhasil dalam hal itu.Sedangkan Israel gagal.
Analis urusan Arab, Zvi Yehezkeli, menyatakan di situs i24NEWS Israel bahwa kesulitan dari kesepakatan tersebut bukan pada pembebasan para tahanan, namun pada bagaimana melanjutkannya keesokan harinya. Hamas bergerak maju dalam mengelola konflik di Jalur Gaza. Ini berarti bahwa Israel tidak mencapai tujuan perangnya, juga tidak mengubah realitas di wilayah tersebut.
Yehezkeli berkata Hamas menginginkan satu hal, dan mereka konsisten dalam tujuannya. Mereka ingin mengendalikan Jalur Gaza.
Kesepakatan terburuk sepanjang sejarah Israel
Bagi Micah Kobe, mantan pejabat di Dinas Keamanan Umum Israel (Shin Bet), “kesepakatan itu tidak ideal bagi Israel, melainkan merupakan salah satu kesepakatan terburuk yang pernah dicapai dalam sejarahnya.”
View this post on Instagram