Kamis 16 Jan 2025 14:53 WIB

Gencatan Senjata, Al-Washliyah Ajak Masyarakat Segera Salurkan Bantuan ke Gaza

Bantuan ke Gaza diharapkan tak dihalangi Israel saat gencatan senjata.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Bantuan kemanusiaan diterjunkan ke warga Palestina di atas Kota Gaza, Jalur Gaza (ilustrasi)..
Foto: AP Photo/Mahmoud Essa
Bantuan kemanusiaan diterjunkan ke warga Palestina di atas Kota Gaza, Jalur Gaza (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Israel yang menjajah Palestina dan Hamas yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina telah menyetujui gencatan senjata di Gaza mulai Ahad (19/1/2025). Sehubungan dengan gencatan senjata tersebut, bantuan ke Gaza diharapkan bisa masuk dan tidak dihalangi lagi oleh Israel.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah, KH Masyhuril Khamis menyambut baik gencatan senjata tersebut. Juga mengajak masyarakat dunia semakin bersemangat menyalurkan bantuan ke Gaza, Palestina.

Baca Juga

"Alhamdulillah, terharu dan gembira, tentu kita bersyukur, semoga gencatan senjata ini memberi peluang perdamaian dan kemerdekaan bagi Palestina terwujud," kata Kiai Masyhuril kepada Republika, Kamis (16/1/2025)

Kiai Masyhuril mengatakan, saat ini masyarakat dunia diharapkan semakin bersemangat untuk memberi kontribusinya dalam membangun kembali Negeri Palestina. Termasuk memperbaiki rumah warga Palestina, memperbaiki rumah ibadah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.

"Kami yakin masyarakat dunia akan bersama-sama saling bergotong royong untuk perbaikan, penyehatan infrastruktur yang saat ini masih porak poranda, karenanya kita berdoa agar gencatan senjata ini bertahan," ujar Kiai Masyhuri.

Israel dan kelompok Palestina yakni Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Israel setelah lebih dari 460 hari agresi brutal Israel menghancurkan Gaza. Berikut poin-poin kesepakatan tersebut.

Kesepakatan itu terdiri dari tiga fase. Fase kedua dan ketiga akan dilaksanakan bila fase pertama dapat dijalankan. 

Sebanyak 33 warga Israel tawanan Hamas di Gaza, termasuk perempuan, anak-anak dan warga sipil yang berusia di atas 50 tahun akan dibebaskan. Sementara Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina selama fase ini. 

Israel akan menarik pasukannya dari pusat populasi Gaza ke wilayah yang tidak lebih dari 700 meter di dalam perbatasan Gaza dengan Israel. Israel juga akan mengizinkan warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara yang terkepung dan mengizinkan gelombang bantuan hingga 600 truk per hari ke wilayah tersebut.

Israel akan mengizinkan warga Palestina yang terluka meninggalkan Gaza untuk mendapatkan perawatan, dan akan membuka penyeberangan Rafah dengan Mesir tujuh hari setelah dimulainya penerapan tahap pertama. 

Pasukan Israel akan mengurangi kehadirannya di Koridor Philadelphi, wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza, dan kemudian mundur sepenuhnya selambat-lambatnya pada hari ke-50 setelah perjanjian tersebut berlaku.

Jika persyaratan untuk tahap kedua telah dipenuhi, Hamas akan melepaskan semua tawanan yang masih hidup, sebagian besar tentara laki-laki, sebagai imbalan atas pembebasan lebih banyak warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Israel akan memulai “penarikan total” dari Gaza. 

Jika persyaratan tahap kedua terpenuhi, jenazah para tawanan yang tersisa akan diserahkan sebagai imbalan atas rencana rekonstruksi tiga hingga lima tahun yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional.

Setelah gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hamas rencananya akan diberlakukan pada Ahad nanti. Warga Palestina di Gaza sejauh ini telah kehilangan puluhan ribu orang syuhada serta banyak lagi yang tidak memiliki rumah untuk kembali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement