Kamis 16 Jan 2025 23:51 WIB

Komisi I: Gencatan Senjata di Gaza Langkah Perdamaian Berkelanjutan

Gencatan senjata memberikan kesempatan untuk melindungi nyawa manusia.

Warga Palestina menonton TV sambil menunggu pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.
Foto: AP Photo/(AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina menonton TV sambil menunggu pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Heryawan menilai gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dicapai pada Rabu (15/1/2025) sebagai langkah pertama menuju perdamaian berkelanjutan.

"Gencatan senjata antara Hamas dan Israel sangat penting tidak hanya untuk menghentikan kekerasan sementara, tetapi juga sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang lebih stabil dan berkelanjutan," kata Aher, sapaan karibnya, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga

Dia pun menyambut gembira kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan antara Hamas dengan Israel sebagai momentum penting dalam mengurangi ketegangan di kawasan Palestina dan Timur Tengah yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar dunia.

"Meskipun penuh tantangan, keberhasilan gencatan senjata bisa membuka jalan untuk diplomasi yang lebih efektif, penyelesaian konflik, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia di wilayah tersebut," ujarnya.

Dia lantas memaparkan mengapa gencatan senjata antara Israel-Hamas menjadi penting. Pertama, menekan jatuhnya korban jiwa yang tidak bersalah, khususnya dari kalangan sipil, ibu-ibu, dan anak-anak.

"Gencatan senjata memberikan kesempatan untuk melindungi nyawa manusia, terutama warga sipil yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran," ucapnya.

Kedua, membuka akses bagi bantuan kemanusiaan sebab banyak daerah yang terisolasi dan sulit diakses oleh organisasi bantuan kemanusiaan selama konflik berlangsung.

"Gencatan senjata memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, air bersih, dan perlengkapan medis, untuk membantu warga sipil yang terdampak, khususnya ibu-ibu dan anak-anak," ujarnya.

Ketiga, membuka ruang diplomasi damai yang positif dan konstruktif.

"Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menciptakan periode stabilitas yang memungkinkan untuk merundingkan solusi lebih lanjut atau memperpanjang gencatan senjata untuk menyelesaikan akar masalahnya, yaitu hak kemerdekaan bagi bangsa Palestina," kata dia.

Tercapainya gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha pada Rabu (15/1/2025) waktu setempat.

Dia mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri agresi dan genosida Israel yang meluluhlantakkan Gaza tersebut terdiri dari tiga tahap. Gencatan senjata mulai berlaku pada Ahad (19/1/2025).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement