REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akhirnya melantik Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) yang baru setelah 10 bulan kursi ini kosong. Bahlil melantik Achmad Muchtasyar yang sebelumnya lama berkarir di PGN jadi dirjen migas.
Bahlil dalam sambutannya mengatakan Indonesia harus mengejar ketertinggalan produksi migas nasional. Angka impor minyak mentah yang tinggi sangat berpengaruh pada kepastian harga yang murah untuk masyarakat.
"Secara akumulasi lifting minyak di akhir 2024 kurang dari 600 ribu barel per hari. Peningkatan lifting menjadi hal penting karena berkaitan dengan kedaulatan energi nasional," kata Bahlil di ESDM, Kamis (16/1/2025).
Achmad juga menambahkan peningkatan lifting minyak menjadi salah satu cara untuk dapat membantu dalam mewujudkan Astacita kemandirian energi.
"Peningkatan lifting itu memang menjadi bagian yang harus kita perhatikan, yang kita harus perhatikan menjadi program utama peningkatan lifting." kata Achmad.
Ia menjelaskan bahwa selain peningkatan lifting, beberapa langkah lain yang menjadi prioritas adalah pengintegrasian biodiesel melalui proses blending, pengembangan sumur-sumur tidak aktif (idle well), serta peningkatan efisiensi dalam proses-proses terkait eksplorasi dan produksi.
"Kita harus efisienkan proses-proses itu supaya cepat," tambahnya.
Achmad juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap wilayah kerja (WK) yang telah menyelesaikan Plan of Development (PoD) namun belum dikembangkan. "Itu menjadi tumpuan detail bagaimana kita mendukung Astacita untuk kemandirian energi," jelasnya.