Jumat 17 Jan 2025 01:05 WIB

Gus Fahrur Nilai Islam Aswaja Rangkul Perbedaan Budaya dengan Humanis

Islam aswaja mampu memelihara spiritualitas dan menaungi keragaman nusantara.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur.
Foto: PBNU
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi menjelaskan tentang pentingnya kehadiran agama Islam dengan ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Aswaja dinilai mampu merangkul segala perbedaan budaya dengan cara humanis.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (16/1/2025) , ia mengatakan Islam aswaja kini dipercaya sebagai benteng yang menjaga keragaman Indonesia dari ancaman ideologi transnasional. Pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini menyayangkan adanya pihak yang mengaitkan tuduhan bidah pada Islam aswaja.

Baca Juga

Menurutnya, pihak yang demikian adalah mereka yang sebenarnya tidak memahami agama Islam secara komprehensif.

Ia menambahkan kurangnya wawasan agama yang moderat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu mudah melempar klaim salah terhadap Islam aswaja. Menurutnya, Islam aswaja justru secara konsisten berusaha merangkul segala perbedaan yang ada.

"Mereka yang suka menuduh itu karena pengetahuannya yang kurang luas. Mereka itu hanya belajar pada satu sisi tertentu, kemudian mereka menghakimi orang karena tidak mengetahui keseluruhan perspektifnya. Seandainya pengetahuan seseorang lebih luas, pasti tidak akan mudah menyalahkan orang lain. Hal yang demikian bukanlah sifat orang yang alim atau berilmu," kata Gus Fahrur.

Ia menjelaskan kurangnya wawasan dan sudut pandang keagamaan membuat seseorang atau kelompok cenderung menafsirkan dalil-dalil agama dengan cara yang ekstrem.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement