Jumat 17 Jan 2025 09:11 WIB

Perjuangan Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal

Ibunda sangat berperan dalam kesuksesan Imam Ahmad bin Hanbal sebagai ulama.

Perjuangan Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal. Foto: Muslimah (Ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Perjuangan Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal. Foto: Muslimah (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Muhammad bin Hanbal (Ayah Imam Ahmad) bekerja sebagai prajurit khalifah. Ia meninggal dunia tiga tahun setelah kelahiran putranya, Ahmad. Ia mewariskan sebuah rumah yang menjadi sandaran hidup bagi Shafiyah binti Maimunah dan Ahmad kecil.

Ketika Ahmad kecil semakin dewasa dan kebutuhan-kebutuhannya kian meningkat, sang Ibunda mulai terhimpit kebutuhan hidup untuk anak dan dirinya. Ia mulai merasakan kesulitan hidup.

Baca Juga

Tekanan dan himpitan yang ia rasakan tidak membuatnya putus asa, bahkan janda muda ini menolak untuk menikah lagi. Ia menolak pinangan dari pria-pria lain, padahal dia termasuk wanita yang cantik dan masih muda.

Ia memilih untuk mencurahkan seluruh waktunya untuk merawat anak semata wayangnya, Ahmad, yang sudah terlihat memiliki tanda-tanda kecerdasan.

Sang Ibunda merawatnya dengan baik, ia menitipkan anaknya kepada seorang guru Alquran untuk mengajarinya bacaan Alquran. Tanda-tanda kecerdasan Ahmad terbukti, Ahmad kecil mampu menyelesaikan hafalan Alquran di usia yang masih belia.

Sejak Ahmad Kecil, sang Ibunda juga selalu menuturkan berbagai kisah, peristiwa, dan aksi-aksi heroik yang dia ketahui. Sehingga, nilai-nilai Islam yang luhur tertanam kuat dalam memori Ahmad sejak kecil.

Dia senantiasa mengingat kebanggaan-kebanggaan kaumnya, kisah-kisah bangsa Arab, keutamaan Nabi Muhammad, dan juga para sahabat Nabi. Semua kisah dan peristiwa itu dia ceritakan kepada Ahmad bin Hanbal.

Ahmad bin Hanbal berkata, "Saat hendak pergi belajar hadits lebih awal, ibuku meraih bajuku dan berkata, "Jangan pergi dulu, hingga muadzin mengumandangkan adzan, atau hingga orang-orang keluar."

Untuk diketahui, Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu pakar fikih yang paling terkemuka dalam sejarah peradaban Islam. Bersama dengan Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Syafii, dia termasuk empat imam besar mazhab fikih. 

sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement