Jumat 17 Jan 2025 13:53 WIB

Rumah Zakat Rencanakan Penambahan Bantuan ke Palestina Saat Gencatan Senjata

Penyaluran bantuan dasar akan fokus untuk tahap pemulihan hingga rekontruksi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Murni Alit Baginda Chief Program Officer Rumah Zakat (kedua dari kiri) dan Didi Sabir Chief Fundrising Officer Rumah Zakat (pertama dari kanan) memberikan keterangan terkait gencatan senjata di Palestina dan mengawal bantuan agar terdistribusikan di Kantor Rumah Zakat di Bandung, Jumat (17/1/2025).
Foto: M Fauzi Ridwan
Murni Alit Baginda Chief Program Officer Rumah Zakat (kedua dari kiri) dan Didi Sabir Chief Fundrising Officer Rumah Zakat (pertama dari kanan) memberikan keterangan terkait gencatan senjata di Palestina dan mengawal bantuan agar terdistribusikan di Kantor Rumah Zakat di Bandung, Jumat (17/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Rumah Zakat merencanakan untuk menambah pengiriman bantuan lebih banyak dan besar ke Palestina selama masa genjatan senjata perang antara Israel dengan Hamas yang mulai berlaku 19 Januari 2025. Mereka menyambut baik genjatan senjata yang dilakukan untuk membantu para korban perang khususnya anak-anak dan perempuan.

“Rumah Zakat sangat bersyukur atas keputusan gencatan senjata yang telah disepakati akan dilakukan mulai Ahad, 19 Januari 2025," ujar Chief Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda di Kantor Rumah Zakat Jalan Turangga, Jumat (17/1/2025).

Baca Juga

Murni mengatakan penyaluran bantuan dasar akan fokus untuk tahap pemulihan hingga rekontruksi yang membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun. Ia menuturkan Rumah Zakat memiliki program untuk mendukung pemulihan Gaza mulai dari pembangunan hunian sementara, fasilitas ibadah, kesehatan, dan pendidikan sementara serta bantuan ekonomi.

Ia mengatakan Rumah Zakat terus membuka peluang kolaborasi dengan semua untuk membantu pemulihan Gaza. Kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, pakaian, dan logistik akan tetap disalurkan.

Di bulan Januari ini, Rumah Zakat akan mengirimkan relawan kemanusiaan untuk mengawal pendistribusian baik dari Mesir atau Jordania. Pihaknya sudah memiliki rencana untuk mendistribusikan 20.000 paket hot meal, 500 paket pakaian keluarga, 400 paket food basket, 50 truk air bersih, 400 paket sayur, 400 paket roti, 200 paket nutrisi untuk bayi, 200 paket hygiene kit, 10 unit container shelter, dan 2 unit masjid darurat.

“Insyaallah untuk container shelter mulai dibangun pada pekan ketiga Januari. Sementara masjid darurat pada pekan keempat,” kata Murni.

Perang yang terjadi pada Oktober tahun 2023 lalu, Murni melanjutkan telah menyebabkan 45.936 orang meninggal dunia, 70 diantaranya anak-anak dan perempuan. Sedangkan mereka yang mengalami luka-luka sebanyak 109.274 orang dan mengungsi 1,9 juta. "Kerusakan di Gaza hampir tidak ada yang tidak bisa ditinggali, tenda yang dinaungi dihancurkan," katanya.

Ia menyebut genjatan senjata harus terus disosialisasikan melalui berbagai media mulai dari media massa dan media sosial. Dengan harapan agar gencatan senjata bisa berjalan dengan baik.

Chief Marketing Officer Rumah Zakat Didi Sabir mengatakan lebih dari 853 komunitas dan perusahaan yang menyalurkan bantuan ke Rumah Zakat untuk Palestina. Termasuk 773 ribu donatur pribadi yang membantu untuk Gaza, Palestina.

Pada tahun 2024, ia mengatakan Rumah Zakat menerima kurang lebih Rp 25 miliar untuk bantuan ke Palestina. Dana tersebut disalurkan secara bertahap melalui wilayah Mesir dan Jordania.

Sedangkan pada tahun 2025, pihaknya menargetkan minimal dapat memperoleh Rp 50 miliar untuk recovery Palestina. Ia melanjutkan dari raihan zakat yang mencapai 60 persen dari total keseluruhan sekitar 10 persen disalurkan untuk Palestina.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement