Jumat 17 Jan 2025 19:37 WIB

BGN Usulkan Tambahan Rp 100 Triliun untuk Makan Bergizi Gratis, Ini Alasannya

Tambahan anggaran bertujuan untuk bisa memenuhi seluruh target penerima manfaat.

Sejumlah orangtua mendampingi anak balitanya menyantap hidangan makan bergizi gratis (MBG) untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di Posyandu Dahlia, Ciracas, Jakarta, Jumat (10/1/2025). Pemerintah memulai program makan bergizi gratis untuk ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak balita.  Progam MBG untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui tersebut merupakan kelanjutan dari program MBG untuk pelajar yang telah dilaksanakan sejak Senin (6/1/2025) lalu. Adapun menu makanan untuk balita di lokasi tersebut hari ini yaitu nasi putih, telur, sayur labu, buah jeruk, dan susu. Program pemberian makan bergizi gratis ini diberikan untuk pemenuhan gizi ibu hamil, balita dan ibu menyusui terjaga. Selain itu juga mencegah stunting.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orangtua mendampingi anak balitanya menyantap hidangan makan bergizi gratis (MBG) untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di Posyandu Dahlia, Ciracas, Jakarta, Jumat (10/1/2025). Pemerintah memulai program makan bergizi gratis untuk ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak balita. Progam MBG untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui tersebut merupakan kelanjutan dari program MBG untuk pelajar yang telah dilaksanakan sejak Senin (6/1/2025) lalu. Adapun menu makanan untuk balita di lokasi tersebut hari ini yaitu nasi putih, telur, sayur labu, buah jeruk, dan susu. Program pemberian makan bergizi gratis ini diberikan untuk pemenuhan gizi ibu hamil, balita dan ibu menyusui terjaga. Selain itu juga mencegah stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana merekomendasikan tambahan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp 100 triliun. Hal itu bertujuan untuk bisa memenuhi seluruh target penerima manfaat yang berjumlah 82,9 juta orang hingga akhir 2025.

Hal tersebut disampaikan Dadan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1/2025), terkait upaya mempercepat pemberian MBG kepada lebih banyak penerima manfaat.

Baca Juga

"Kami sampaikan tambahan Rp100 triliun cukup untuk memberikan makan kepada seluruh penerima manfaat 82,9 juta," kata Dadan usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Dadan mengatakan dalam ratas Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan ingin melakukan percepatan pemberian MBG usai menerima banyaknya laporan masyarakat yang mengaku anak-anaknya belum bisa merasakan MBG setelah 10 hari dijalankan. Menurut Dadan, dari anggaran yang saat ini ada yaitu Rp 71 triliun, belum mampu mencapai seluruh penerima manfaat yang ada. 

Laporan masyarakat tersebut menurut Dadan membuat Presiden gelisah sehingga akhirnya rapat terbatas itu tidak hanya membahas evaluasi program tapi juga mencari solusi untuk mempercepat agar program itu bisa dirasakan lebih banyak penerima manfaat.

"Pak Presiden itu sangat gelisah, karena banyak anak yang lapor ke ibunya belum mendapatkan makan dari Pak Prabowo. Jadi beliau itu sangat ingin program ini segera dinikmati oleh seluruh penerima manfaat," ujar Dadan.

Menurutnya, apabila hanya mengandalkan anggaran yang saat ini sudah ada yaitu Rp 71 triliun, percepatan itu tidak bisa dilakukan karena anggaran tersebut dalam hitungan BGN hanya cukup untuk menjangkau 17,5 juta penerima manfaat hingga September 2025. Maka dari itu dibutuhkan penambahan anggaran.

Terkait untuk penambahan anggaran tersebut, Dadan menyebutkan Presiden Prabowo memikirkan secara khusus tantangan tersebut agar bisa segera dipecahkan dan akan memberikan pernyataan khusus secara terpisah.

"Mohon bersabar nanti Pak Prabowo akan menyampaikan statement sendiri terkait dengan kegelisahan beliau itu ke media," katanya.

Selain penambahan anggaran, Dadan mengatakan salah satu strategi yang ditekankan Presiden Prabowo untuk percepatan program MBG dalam ratas tersebut ialah meminta kementerian dan lembaga di lintas sektor lebih solid.

"Bapak Presiden menginginkan agar program ini betul-betul menjadi lintas sektor, dan kemudian saling bekerja sama satu dengan yang lainnya," kata Dadan.

Setelah 10 hari berjalan, program MBG saat ini telah dilakukan di 31 provinsi di Indonesia dengan total 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi memenuhi pembuatan makanan untuk MBG.

Pada periode pertama yaitu Januari-April 2025 ditargetkan ada 3 juta penerima manfaat dari program MBG, lalu pada tahapan selanjutnya April-Agustus 2025 ditargetkan jumlah tersebut bertambah menjadi 6 juta penerima manfaat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement