Jumat 17 Jan 2025 21:20 WIB

Begini Angka Kerugian Ekonomi Israel yang Semakin Jelas Selama Perangi Gaza

Israel dihadapkan dengan kerugian ekonomi akibat perang

Massa menginjak bendera Israel, saat peringatan Hari Al Quds Internasionak di Baghdad, Irak.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Massa menginjak bendera Israel, saat peringatan Hari Al Quds Internasionak di Baghdad, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) telah mencapai kesepakatan dengan pendudukan Israel untuk gencatan senjata di Jalur Gaza setelah perang selama 15 bulan yang menyebabkan puluhan ribu orang Palestina terbunuh dan terluka.

Menjelang pelaksanaan kesepakatan pada 19 Januari, perhatian terfokus pada kerugian ekonomi yang disebabkan oleh perang di Gaza, di tengah-tengah keraguan tentang angka kerugian yang diumumkan oleh Israel, yang tidak disembunyikan oleh surat kabar Calcalist.

Baca Juga

Pekan ini, surat kabar tersebut mempertanyakan pengumuman pemerintah Israel bahwa defisit fiskal akan mencapai 6,9 persen dari PDB pada 2024, sekitar 136 miliar shekel (36,1 miliar dolar AS).

Analisis menunjukkan bahwa defisit riil mencapai 7,2 persen dari PDB, sekitar 142 miliar shekel (37,7 miliar dolar AS).

Pada akhir 2023, Kementerian Keuangan Israel memperkirakan bahwa anggaran 2024 akan mencatat defisit 4,9 persen dari PDB, dibandingkan dengan defisit aktual 4,2 persen pada tahun 2023.

Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich merayakan angka defisit di bawah 7 persen, warga Israel sedang berjuang dengan meningkatnya biaya hidup dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, tambah Calcalist.

Patut dicatat bahwa Israel telah merevisi tingkat pertumbuhan yang diumumkannya lebih dari satu kali, terutama pada awal perang di Jalur Gaza, untuk mengungkapkan penurunan yang lebih besar.

Memburuknya defisit anggaran

Dikutip dari Aljazeera, Jumat (17/1/2025), defisit anggaran Israel berfluktuasi sepanjang  2024, tetapi secara bertahap meningkat seiring dengan meningkatnya operasi militer.

Berikut ini adalah gambaran bulanan tentang evolusi defisit tersebut:

Januari: Defisit mencapai 4,5 persen pada awal tahun.

Februari: Meningkat menjadi 4,8 persen sebagai akibat dari peningkatan belanja pertahanan untuk mengatasi ketegangan regional.

Maret: Defisit mencapai 5,2 persen karena persiapan militer semakin intensif.

April: Defisit mencapai 5,7 persen karena masalah keamanan yang sedang berlangsung.

Mei: Meningkat menjadi 6,1 persen karena pemerintah menerapkan langkah-langkah pengeluaran tambahan.

BACA JUGA: Identitas Tentara Pembunuh Sinwar Dibobol Peretas Palestina, Israel Kebingungan

Juni: Defisit mencapai 6,6 persen, target tahunan.

Juli: Defisit anggaran Israel terus meningkat, mencapai 7,0 persen dari PDB.

Agustus: Defisit melebihi target tahunan sebesar 7,5 persen.

September: Meningkat menjadi 8,5 persen sebagai akibat dari meningkatnya perang di Gaza dan Lebanon dengan pengeluaran sebesar NIS 103,4 miliar 28 miliar dolar AS).

Oktober: Defisit sedikit menyempit menjadi 7,9 persen.

November: Defisit naik lagi menjadi 8,2 persen.

photo
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement