REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Duta Besar Iran untuk PBB telah menolak klaim "tidak berdasar" bahwa Teheran telah melatih atau memberikan bantuan kepada pasukan pemberontak Ansarullah Yaman, dan mengatakan bahwa klaim tersebut tidak memiliki bukti teknis yang kredibel.
Dikutip dari Mehrnews, Sabtu (17/1/2025), dalam surat yang sama yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan presiden bergilir Dewan Keamanan PBB Amar Bendjama, Amir Saeid Iravani menanggapi laporan Panel Ahli tentang Yaman, menurut Press TV.
Panel tersebut, kata Iravani, telah mengutip apa yang dilihatnya sebagai kemampuan terbatas Ansarullah untuk menyimpulkan bahwa mereka berafiliasi dengan "pelatih asing" dan bahwa kesamaan antara materi kelompok tersebut dan yang terkait dengan Iran mengindikasikan adanya dukungan teknis dari Iran.
Duta besar dan perwakilan tetap Iran untuk PBB menekankan bahwa kesamaan senjata saja tidak dapat menentukan asal-usulnya atau membuktikan keterlibatan Iran.
"Klaim semacam itu tidak berdasar, karena senjata serupa dapat diproduksi di seluruh dunia melalui rekayasa balik, dan teknologi yang dimaksud tidak canggih atau eksklusif untuk Iran. Selain itu, foto-foto dan gambar-gambar yang disajikan oleh Panel tidak memiliki kredibilitas dan tidak memenuhi standar bukti yang dapat diandalkan. Sangat disayangkan, Panel telah mengorbankan kredibilitasnya sendiri dengan mengandalkan asumsi-asumsi spekulatif dan bukannya memberikan fakta-fakta yang dapat dibuktikan dan diverifikasi."
Diplomat senior Iran tersebut menekankan bahwa sebagian besar laporan tersebut bergantung pada referensi yang "tidak jelas dan tidak dapat diandalkan", termasuk apa yang disebut sebagai "sumber", "sumber rahasia", dan "beberapa sumber", yang merusak kredibilitasnya dengan klaim-klaim yang bias dan tidak berdasar.
Dia juga menolak mentah-mentah tuduhan dalam paragraf 67 laporan tersebut mengenai "tingkat koordinasi antara Ansarullah, Republik Islam Iran, dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya" terkait Operasi Janji Sejati terhadap aset-aset Israel di wilayah pendudukan.
BACA JUGA: Identitas Tentara Pembunuh Sinwar Dibobol Peretas Palestina, Israel Kebingungan
"Operasi ini secara eksklusif merupakan inisiatif militer Iran, yang dilakukan dalam rangka melaksanakan hak yang melekat pada dirinya untuk mempertahankan diri. Ini adalah respons langsung dan proporsional terhadap serangan teroris Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus pada 1 April 2024, pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, terutama yang tidak dapat diganggu gugat dari gedung dan perwakilan diplomatik. Klaim tak berdasar seperti itu berusaha untuk mendistorsi sifat sah dari respons Iran terhadap tindakan agresi yang melanggar hukum," kata Iravani.
Duta Besar Iran untuk PBB juga menyatakan bahwa negaranya tidak pernah memiliki kelompok proksi dan tidak pernah menganggap negara lain di kawasan sebagai proksi.