Sabtu 18 Jan 2025 23:44 WIB

Hamas: Israel Gagal Capai Tujuannya, Hanya Berhasil Lakukan Kejahatan Perang Memalukan

Hamas Israel sepakat melakukan genjatan senjata

Warga Palestina memeriksa sisa-sisa bangunan yang hancur pasca serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Oktober 2024.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina memeriksa sisa-sisa bangunan yang hancur pasca serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY- Kelompok Palestina Hamas mengumumkan pada hari Sabtu (18/1/2025) bahwa Israel telah gagal mencapai tujuannya dalam perang genosida di Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan setelah pemerintah Israel menyetujui gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan, Hamas mengatakan, "Penjajah Israel gagal mencapai tujuan agresifnya dan hanya berhasil melakukan kejahatan perang yang memalukan bagi kemanusiaan."

Baca Juga

Kelompok itu menekankan bahwa "Operasi Badai Al-Aqsa (oleh faksi-faksi Palestina pada 7 Oktober 2023) menunjukkan persatuan antara warga Palestina dan perlawanan mereka serta mematahkan arogansi musuh."

"Kami memaksa penjajah untuk menghentikan agresinya terhadap rakyat kami dan menarik diri meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha memperpanjang perang dan melakukan pembantaian lebih lanjut," tambahnya.

"Kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin dan tentara musuh akan diadili, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan," demikian janji Hamas.

Kelompok ini juga menyoroti bahwa "tugas mereka sekarang adalah untuk segera mulai memberikan bantuan, melindungi masyarakat kita, menyembuhkan luka mereka, membawa kembali keluarga-keluarga yang mengungsi, dan membangun kembali."

Gerakan perlawanan Islam Hamas akhirnya sepakat untuk gencatan senjata. Kesepakatan gencatan senjata ini diumumkan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Rabu malam (15/1/2025).

Pada Ahad (19/1/2025) nanti, lanjut dia, gencatan senjata itu akan mulai dilaksanakan.

"Kedua belah pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang pertukaran tahanan dan sandera, dan (kami) mengumumkan gencatan senjata. Harapannya, ini akan berujung pada gencatan senjata secara permanen antara kedua belah pihak tersebut," ujar PM Qatar Syekh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani dalam jumpa pers, seperti dilansir The Guardian, Kamis (16/1/2025).

Kesepakatan ini terwujud setelah berbulan-bulan perundingan yang terkadang berlanjut dan terkadang mundur, dan setelah ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa gencatan senjata diperlukan sebelum dia mulai menjabat pada tanggal 20 Januari 2025.

Perjanjian tersebut mencakup klausul yang mengatur perbaikan kondisi tahanan Palestina di penjara pendudukan, tetapi Israel menolak untuk membebaskan tahanan senior Palestina di penjara pendudukan.

Disepakati pula untuk membentuk komite Mesir-Qatar untuk mengawasi kembalinya para pengungsi dari Jalur Gaza selatan ke utara.

Republika.co.id, melansir Aljazirah, Kamis (16/1/2025), menjabarkan sejumlah ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, yang telah disetujui oleh kedua belah pihak untuk diterapkan dalam 3 tahap, dimulai dari hari Ahad (19/1/2025). Berikut salinan lengkapnya:

Fase pertama

Disepakati bahwa hal-hal berikut ini akan berlaku:

- Penghentian sementara operasi militer timbal balik oleh kedua belah pihak, dan penarikan pasukan pendudukan Israel ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah di sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk "Lembah Gaza", dan penarikan akan dilakukan hingga jarak 700 meter sebelum perbatasan berdasarkan peta sebelum tanggal 7 Oktober 2023.

BACA JUGA: Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis

- Penghentian sementara aktivitas udara Israel untuk tujuan militer dan pengintaian di Jalur Gaza dengan kecepatan 10 jam per hari, dan 12 jam pada hari-hari pembebasan tahanan dan narapidana.

- Selama tahap pertama, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan sekitar 1.000 orang yang ditahan setelah tanggal 7 Oktober 2023.

photo
Lampiran 1 gencatan senjata Gaza - (Aljazeera)

 

Identitas Tentara Pembunuh Sinwar Dibobol Peretas Palestina, Israel Kebingungan

http://republika.co.id/berita//sq4r0d320/identitas-tentara-pembunuh-sinwar-dibobol-peretas-palestina-israel-kebingungan

Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis

http://republika.co.id/berita//sq2ujy320/perburuan-tentara-israel-di-brasil-dan-runtuhnya-kekebalan-negara-zionis

Serangan Yaman yang Merepotkan Israel dan Jatuhnya Pamor Militer Amerika di Kawasan

http://republika.co.id/berita//sq2sf2320/serangan-yaman-yang-merepotkan-israel-dan-jatuhnya-pamor-militer-amerika-di-kawasan

Tornado Api yang Bakar Los Angeles Telah Disebutkan Alquran 14 Abad Silam?

http://republika.co.id/berita//sq279w320/tornado-api-yang-bakar-los-angeles-telah-disebutkan-alquran-14-abad-silam

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement