Ahad 19 Jan 2025 10:30 WIB

Keikhlasan Rasulullah

Nabi Muhammad SAW berbuat baik, termasuk kepada orang-orang yang membencinya.

Ilustrasi Rasulullah SAW
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesabaran dan keikhlasan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah bagian dari sifat dan akhlak beliau yang sungguh mulia.

Suatu ketika di sudut pasar Madinah al-Munawarah, seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya, ia selalu berkata, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya."

Baca Juga

Setiap pagi, Nabi SAW mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Beliau melakukannya hingga menjelang wafat.

Setelah kewafatan Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari, Abu Bakar ash-Shiddiq RA berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah RA, beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?"

"Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum Ayah lakukan kecuali satu sunnah saja."

"Apakah itu?"

"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana."

Keesokan harinya, Abu Bakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya.

Ketika Abu Bakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ...?"

“Aku orang yang biasa.”

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya. Setelah itu, ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Aji Setiawan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement