REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand yang beriklim tropis seperti Indonesia mengalami cuaca dingin hingga dua derajat Celsius. Prakiraan cuaca mengatakan kondisi ini dapat terjadi hingga pertengahan Februari.
Pada pertengahan pekan, prakiraan cuaca menunjukkan cuaca dingin di seluruh Thailand, terutama di utara negara itu. Departemen Meteorologi Thailand mengatakan, suhu di utara dan timur laut turun hingga 9 sampai 8 derajat Celsius, sementara di pegunungan mencapai 2 derajat Celsius.
Dalam beberapa pekan terakhir, terutama di Bangkok, cuaca cukup menyenangkan. Musim panas di kota itu dapat mencapai 35 sampai 40 derajat Celsius. Matahari mulai muncul di ibu kota pada Kamis (16/1/2025), tapi suhu tetap mencapai 19 sampai 21 derajat Celsius.
Di taman di pusat kota Bangkok, banyak warga yang berolahraga pada pagi hari, menikmati suhu dingin dan tanpa keringat. Ekspatriat asal Jerman yang sudah tinggal di Thailand selama 10 tahun, Thomas Singenberger mengatakan cuaca membuatnya ingin berolahraga lari.
"Ini sangat menyenangkan dan dingin, rasanya menyenangkan bangun pagi, saat ini bahkan tidur tanpa pendingin ruangan dan membuka jendela sangat menyenangkan," katanya.
Pada awal pekan ini, suhu lebih dingin. Departemen Meteorologi Thailand mengatakan suhu di Bangkok pada Senin (13/1/2025) lalu mencapai 15 derajat Celsius, suhu terendah tahun ini di ibu kota.
Pedagang makanan Ekkarak Kamtan memakai kemeja denim tebal di atas kaus oblongnya. Ia mengatakan tidak menyukai cuaca dingin.
"Saya tidak pernah merasa sedingin ini, cuaca panas lebih baik," katanya sambil tertawa.
Departemen Meteorologi Thailand mengatakan, meski mungkin suhu mulai naik pekan depan, tapi cuaca dingin kemungkinan akan bertahan hingga pertengahan Februari terutama di utara dan timur laut negara itu. Suhu musim panas diperkirakan lebih sejuk dari biasanya.
Hal ini disebabkan dampak La Nina, fenomena alam yang mendinginkan Pasifik yang terjadi sesekali dan juga mengubah cuaca di seluruh dunia. Cuaca dingin bertepatan dengan polusi udara musiman di Bangkok, yang biasanya dimulai pada bulan Oktober dan berlangsung hingga Februari. Selain mengenakan pakaian hangat, banyak orang juga mengenakan masker wajah di luar ruangan.