Ahad 19 Jan 2025 18:18 WIB

Ternyata Kota dengan Polusi Terparah Ada di Sebelah Indonesia, Begini Datanya

Banyak negara menggulirkan program untuk tekan polusi.

Suasana kota Hanoi yang berkabut akibat polusi yang tinggi
Foto: Reuters
Suasana kota Hanoi yang berkabut akibat polusi yang tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beberapa waktu terakhir, udara di Jakarta disebut tercemar polusi tinggi. Tapi ternyata ada kota yang lebih parah tercemar polusi. Jaraknya hanya 4.000-an kilometer dari Jakarta dan 3.200-an kilometer dari Kota Batam. Ya, kota itu adalah Hanoi, Ibu Kota Vietnam.

Hanoi telah diselimuti kabut asap tebal selama beberapa pekan terakhir. Hal itu menempatkannya di puncak daftar kota paling tercemar di dunia, karena pemerintah mengatakan akan mendorong lebih banyak kendaraan listrik (EV) untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga

Tingkat partikel kecil berbahaya, yang dikenal sebagai PM2.5, diukur pada 266 mikrogram per meter kubik di Hanoi beberapa pekan lalu, angka tertinggi di antara daftar kota-kota paling tercemar, menurut AirVisual, yang menyediakan informasi polusi udara global secara independen melalui aplikasi telepon. Peringkat berubah setiap hari.

PM2.5 adalah partikel yang mengambang di udara dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang. Partikel ini sangat kecil sehingga dapat diserap ke dalam aliran darah setelah terhirup.

Negara Asia Tenggara ini, pusat manufaktur regional dengan salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, telah melaporkan polusi udara yang parah di kota-kota besarnya selama bertahun-tahun, khususnya di Hanoi.

Kabut asap tebal sebagian besar disebabkan oleh lalu lintas yang padat, pembakaran sampah, dan aktivitas industri.

"Kami para lansia dapat merasakannya dengan sangat jelas ketika kami menderita masalah pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas," kata Luu Minh Duc, seorang warga kota Hanoi berusia 64 tahun, sebagaimana diberitakan The Independent. "Situasinya tampaknya semakin memburuk akhir-akhir ini."

Kaum muda juga mengeluh

“Awalnya saya pikir itu berkabut ... tapi kemudian saya tahu itu sebenarnya debu halus yang mengurangi penglihatan saya dan membuat saya merasa tidak sehat untuk bernapas,” kata Nguyen Ninh Huong, mahasiswa berusia 21 tahun.

Berbicara pada pertemuan dengan kementerian transportasi pada hari Kamis, Wakil Perdana Menteri Tran Hong Ha menyerukan percepatan transisi ke kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi polusi, media pemerintah melaporkan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement